Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Prediksi Februari Inflasi

Pasar mengekspektasi inflasi pada Februari akibat kenaikan harga beras meskipun Bank Indonesia meyakini deflasi.n
Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Pagi Rawamangun dan Pasar Pramuka, di Jakarta Timur, Sabtu (28/2/2015)./Setpres
Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Pagi Rawamangun dan Pasar Pramuka, di Jakarta Timur, Sabtu (28/2/2015)./Setpres
Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar mengekspektasi inflasi pada Februari akibat kenaikan harga beras meskipun Bank Indonesia meyakini deflasi.
 
Ekonom memperkirakan inflasi berkisar 0,18%, sesuai estimasi median Bloomberg. Dari tujuh ekonom yang disurvei, hanya dua yang memprediksi deflasi. 
 
Sementara itu, inflasi inti diprediksi 5%, naik dari bulan sebelumnya 4,99%. Adapun inflasi tahunan turun menjadi 6,7%. 
 
Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, melihat dampak penurunan harga BBM Januari mulai terbatas. Di sisi lain, harga beras naik dan perlemahan rupiah mengerek harga barang-barang pabrikan. 
 
"Ini membuat harga makanan jadi yang bahan bakunya impor, kemudian minuman ringan, juga otomotif, naik," katanya saat dihubungi Minggu (29/3/2015).
 
Ekonom PT Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk Juniman pun menyatakan sulit mengharapkan deflasi pada Februari meskipun harga daging sapi dan sayur-mayur turun.
 
"Melihat kondisi beras di pasaran, kemungkinan tidak terjadi deflasi lagi," ujar Juniman.
 
Badan Pusat Statistik akan mengumumkan data inflasi, Senin (2/3/3015), pukul 11.00 WIB. 
 
Gubernur BI Agus Martowardojo sebelumnya memperkirakan deflasi terulang pada Februari meskipun terjadi kenaikan pesat harga beras, komoditas yang menjadi penyumbang terbesar indeks harga konsumen. 
 
Bank sentral memperkirakan deflasi berkisar 0,2% sehingga secara tahunan (year on year) inflasi turun menjadi 6,5%. 
 
Pada bulan sebelumnya, terjadi deflasi 0,24% yang membuat inflasi tahunan melandai ke level 6,96%, terutama karena penurunan harga BBM. Deflasi ini memecah rekor terendah mengingat selama lima tahun ke belakang, indeks harga konsumen pada awal tahun selalu diwarnai inflasi tinggi akibat masa paceklik.     
 
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan kendati harga beras naik, bahan pangan lainnya turun, seperti cabai, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Pada saat yang sama, tarif angkutan umum di berbagai kabupaten/kota turun pascapemangkasan harga BBM pada Januari. 
 
"Kemarin kami khawatir dengan (harga) beras, tetapi kami melihat pemerintah secara baik merespons (lewat operasi pasar) dan minta semua pemda merespons itu," kata Agus, Jumat (27/2/2015). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper