Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri: Blue Book Jokowi-JK Terbit Bulan Depan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas tengah mematangkan draf Blue Book atau Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 2015-2019 yang ditargetkan rampung pada Maret 2015.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla di sela-sela jumpa pers penunjukkan Komjen Badrodin Haiti sebagai Kapolri serta memberhentikan sementara Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/2/2015)./Setpres-Edi
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla di sela-sela jumpa pers penunjukkan Komjen Badrodin Haiti sebagai Kapolri serta memberhentikan sementara Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/2/2015)./Setpres-Edi

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas tengah mematangkan draf Blue Book atau Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar Negeri 2015-2019 yang ditargetkan rampung pada Maret 2015.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menuturkan saat ini penyusunan Blue Book memasuki tahap identifikasi akhir.

"Tahap berikutnya konfirmasi ke kementerian/lembaga," ujar Andrinof seusai melaporkan perkembangan penyusunan Blue Book 2015-2019 kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Rabu (25/2/2015).

Blue Book tersebut, lanjutnya, merangkum proyek-proyek pembangunan Jokowi-JK yang akan didanai dari pinjaman luar negeri.

Proyek-proyek tersebut telah disesuaikan dengan prioritas pemerintah dalam Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yakni sektor pertanian, perhubungan, maritim, industri, dan energi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan Blue Book merupakan wadah pemerintah untuk memanfaatkan overseas development assistance (ODA), misalnya dari Bank Dunia, pemerintah Jepang lewat JICA dan JBIC, ADB, serta IFC.

"Itu dana-dana murah untuk membangun infrastruktur kita. Jadi tentu kalau prosesnya harus diidentifikasi proyek mana yang masuk dalam Bluebook," katanya.

Sofyan mengatakan banyak proyek dari Blue Book sebelumnya yang dicoret karena dinilai tidak feasible untuk digarap dalam 5 tahun ini.

Namun, dia tidak mengungkapkan proyek mana saja yang dicoret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper