Bisnis.com, JAKARTA – Grup Lippo akhirnya masuk ke bisnis e-commerce dengan meluncurkan mataharimall.com.
Dalam dua tahun, situs yang dimodali US$500 juta itu ditargetkan dapat mencapai omset US$1 miliar.
Direktur Grup Lippo John Riady mengatakan langkah perusahaan itu didasari potensi belanja online yang bisa mencapai US$100 miliar. Apalagi, ujar dia, nilai ritel dunia maya baru berkontribusi 0,7% buat pasar ritel Tanah Air.
“Mataharimall.com akan resmi meluncur pada Maret 2015 dengan tim awal berjumlah 90 orang,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, hari ini, Rabu (25/2/2015).
Keunggulan mataharimall.com, ungkap John, adalah kolaborasinya dengan jaringan department store milik Grup Lippo yakni Matahari dan Hypermart. Para pembeli pun dimungkinkan melakukan proses pembayaran, pengambilan, dan pengembalian barang di 131 gerai Matahari di seluruh Indonesia.
“Model bisnis ini adalah O2O [online-to-offline] dan kami merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara,” klaimnya.
Cucu konglomerat Mochtar Riady ini mengaku terinspirasi dengan keberhasilan Amazon di Amerika Serikat dan Alibaba di China. Amazon, dia mencontohkan, pernah mencatatkan transaksi harian terbesar di Negeri Paman Sam saat even belanja Black Friday mengalahkan peritel raksasa, Wall Mart.
“Padahal Amazon tidak punya toko,” ujarnya.
John meyakini mataharimall.com akan menjadi situs belanja terlengkap dan terbesar di Indonesia seiring penetrasi Internet yang baru mencapai 30% penduduk dan berpotensi terus tumbuh. Dia juga percaya situs yang dirintisnya itu dapat menopang bisnis Grup Lippo.
“Dalam lima tahun, mataharimall.com diharapkan menyumbang 20% dari pendapatan divisi ritel konsumen Lippo yang ditargetkan sebesar US$25 miliar,” ujarnya.