Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar menyatakan tidak semua kawasan ekonomi khusus harus berorientasi kepada industri pengolahan. Pengembangan KEK Tanjung Lesung yang menjagokan pariwisata dapat pula menjadi opsi.
“Konsep KEK ada beberapa macam tergantung peruntukkan daerahnya, ada yang berorientasi kepada industri manufaktur ada pula untuk pariwisata dan lainnya,” ucapnya saat dihubungi Bisnis, Senin (23/2/2015).
Berbeda dengan kawasan ekonomi Batam, KEK Tanjung Lesung tak banyak libati Perindustrian. Pasalnya wilayah ini dikembangkan bukan manufaktur melainkan sebagai tempat wisata. Tidak bisa dipastikan apakah tahap pengembangan KEK serupa dengan kawasan industri.
Yang pasti kawasan yang beorientasi kepada industri manufaktur membutuhkan lima tahap pengembangan. Mulanya tentu berkenaan dengan persiapan infrastruktur dasar. Fase selanjutnya berupa penyiapan kelembagaan lalu memasuki tahap ketiga berupa servis lembaga ke tenant.
Selesai dari tiga tapak itu kemudian memasuki tahap keempat berupa kemandirian lembaga. Adapun fase terakhir adalah beroperasinya kawasan industri sebagai penggerak wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI).
Tidak ada patokan tertentu berapa lama masing-masing tahap harus ditunaikan, bisa setahun hingga tiga tahun atau bahkan cuma enam bulan. Ini disebabkan fase pengembangan setiap kawasan industri berbeda-beda.
“Tanjung Lesung itu kan baru tempatnya. Saya belum dapat informasi langsung soal Tanjung Lesung, seingat saya itu untuk pariwisata,” ucap Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto.