Bisnis.com, MEDAN - Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) dan Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) meminta agar pemerintah mengabungkan seluruh pelabuhan di Sumatra dibawah kendali Pelindo I Medan, sehingga mampu menekan biaya logistik.
Ketua GPEI dan GINSI Sumut Khairul Mahalli menegaskan daripada menggabungkan seluruh pelabuhan di Indonesia menjadi holding, jauh lebih bijaksana menggabungkan seluruh pelabuhan di Sumatra dibawah kendali Pelindo I.
“Biaya logistik dan biaya koordinasi akan mampu ditenak jika seluruh pelabuhan di Sumatra dibawah kendali Pelindo I Medan,” ujarnya menjawab Bisnis di Medan, Senin (16/2/2015).
Menurut dia, kalau dibentuk holding company, gerak seluruh pelabuhan bakal menurun. “Semua akan menunggu perintah dari holding. Akan tetapi, jika entitas Pelindo I, II, III, IV dipertahkan, biaya koordinasi dan geraknya tetap lincah,” tuturnya.
Paling menguntungkan, kata dia, walaupun sesama perusahaan pemerintah, keempat pelabuhan tersebut bakal bersaing dan memunculkan kompetisi sehat diantara mereka. Selama ini, kata dia, Pelabuhan II Tanjung Priok sudah terlalu banyak menangani pelabuhan di Sumatra. Dia mengatakan pelabuhan di Sumbar, Jambi, Sumatra Selatan, dan Lampung berada dibawah kendali Pelindo II Tanjung Priok. “Pelindo II sebaiknya kosentrasi untuk menangani hub port internasional, tanpa harus dibebani lagi mengurusi pelabuhan rugi di Sumatra,” tuturnya.
Dalam beberapa kali pertemuan, kata dia, pengguna jasa seperti GPEI dan GINSI selalu menyuarakan agar seluruh pelabuhan di Sumatra berada dibawah satu kendali.
Pada zaman Belanda, tambah Mahalli, seluruh pelabuhan di Sumatra dibawah kendali Pelabuhan Belawan. Barang-barang dari daerah Sumatra, jelasnya, dikumpulkan di Belawan lalu dikapalkan ke Eropa.
Hal senada diakui Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Sumut. Entitas Pelindo I-IV sebaiknya tetap dipertahankan. Akan tetapi, lanjutnya, diperlukan reorganisasi sesuai dengan arah tol laut yang digagas pemerintah sekarang ini. “Pembangunan poros maritime dunia perlu disambut dengan melakukan reorganisasi kepelabuhan di Indonesia. Sumatra sudah bisa dijadikan satu group dibawah kendali Pelindo I,” tandasnya.
Dia optimis langkah tersebut bakal mampu menekan biaya koordinasi dan logistik dalam waktu cepat karena yang menjadi pemilik dan pengelola pelabuhan di Sumatra adalah pemerintah. “Daripada menggabungkan semua pelabuhan dalam satu induk, sebaiknya entitas Pelindo I-IV tetap dipertahankan. Barangkali, penugasan masing-masing pelabuhan yang harus dikaji kembali, sehingga mampu memunculkan kompetisi yang sehat,” tandasnya.