Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI AS, The Fed Masih Bersabar Naikkan Suku Bunga

Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyatakan masih menunggu pembuktian bahwa lonjakan di bursa pekerja Amerika Serikat memiliki daya dorong kuat untuk meningkatkan upah dan harga, sebagai justifikasi peningkatan suku bunga.
Jerome H. Powell /Bloomberg
Jerome H. Powell /Bloomberg

Bisnis.com, WASHINGTON - Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyatakan masih menunggu pembuktian bahwa lonjakan di bursa pekerja Amerika Serikat memiliki daya dorong kuat untuk meningkatkan upah dan harga, sebagai justifikasi peningkatan suku bunga.

"Saya menginginkan data yang bisa meyakinkan bahwa inflasi akan terus menguat menuju target the Fed sebesar 2%," kata Powell dalam sebuah wawancara seperti dikuti dari Bloomberg, Selasa (10/2/2015). Dia menegaskan "bersabar" adalah kata yang tepat untuk menggambarkan posisi the Fed terkait keputusan menaikkan suku bunga acuan atauFeds fund ratedari posisi nyaris 0% saat ini.

Gubernur yang bergabung dengan the Fed pada 2012 itu mengakui angka pekerja saat ini memang sangat cemerlang dan tak terbayangkan sebelumnya. Departemen Tenaga Kerja melaporkan rerata peningkatan jumlah pekerja dalam tiga bulan terakhir mencapai 336.000 orang.

Pertemuan komite the Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) sebelumnya menegaskan bahwa otoritas moneter AS tersebut akan bersabar untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga.

Dalam sebuah konferensi pers usai FOMC Desember 2014, Gubernur Utama the Fed Janet Yellen menyiratkan bahwa the Fed takkan menaikkan bunga dalam dua pertemuan berikutnya. Adapun, pertemuan FOMC berikutnya digelar pada 17-18 Maret.

Powell menambahkan inflasi masih terlalu rendah dan akselerasi jumlah pekerja AS tak serta-merta mendorong gaji. Yang paling mencolok adalah, upah masih rendah, ungkapnya. Powell menilai hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pengangguran sebenarnya lebih rendah dari yang diperkirakan.

Sebagian besar anggota FOMC mengestimasi tingkat pengangguran alamiah jangka panjang berkisar 5,2%-5,5%. Pada Desember pengangguran tercatat turun 5,6% dan merangkak naik ke level 5,7% selama Januari seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang masuk ke dalam angkatan kerja.

Adapun, selama Januari rerata penghasilan per jam naik 0,5% dari bulan sebelumnya. Angka itu juga menjadi yang terbesar sejak November 2008. Sementara itu rerata peningkatan bulanan penghasilan per jam selama 2014 hanya naik 0,2%. Inflasi selama Desember juga masih melambat menjadi 0,7% secarayear on yearpada penghujung 2014. Inflasi tersebut sekaligus menandai melesetnya angka inflasi dari target the Fed selama tiga tahun berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper