Bisnis.com, JAKARTA - Sampai dengan triwulan III/2014, industri pengolahan nonmigas secara kumulatif membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun realisasi sepanjang tahun baru akan dijawab BPS siang ini.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan sejak Januari hingga September tahun lalu sektor nonmigas tumbuh 5,30%. "Persentase ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi 5,11%," katanya, di Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Cabang industri yang mengalami prtumbuhan tetinggi adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 8,80%, barang kayu dan hasil hutan lain sebesar 7,27%, serta industri kertas dan barang cetakan sebesar 6,02%.
Adapun kontribusi sektor pengolahan nonmigas terhadap PDB 20,65% atau yang tertinggi dibandingkan sektor lain. Defisit neraca perdagangannya menyusut menjadi US$5,47 miliar pada Januari - Oktober 2014 dari US$17,49 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu terjadi peningkatan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di nonmigas sebesar 15,37% sepanjang tahun menjadi Rp59,03 triliun. Untuk penanaman modal asing (PMA) turun 17,9% menjadi US$13,02 miliar.
"Di 2015 kita masih punya pekerjaan besar untuk melaksanakan pembangunan industi nasional dengan sasaran utama petumbuhan industri nonmigas 6,1%," ucap Saleh.
Sejumlah permasalahan terus membelit ialah lemahnya daya saing industri nasional dan belum kuatnya dan belum dalamnnya struktur industri. Selain itu alokasi sumber daya energi dan bahan baku plus pembiayaan industri juga belum optimal, masih banyak ekspor komoditas primer, serta prasarana industri belum memadai.
Realisasi pertumbuhan sektor nonmigas secara kumulatif setahun penuh masih tanda tanya. Badan Pusat Statistik akan mengumumkan hari ini. Sebelumnya Ekonom Universitas Indonesia Ina Primiana berpendapat target pertumbuhan 5,6% pada tahun lalu sukar tercapai. Nonmigas diperkirakan hanya tumbuh di level 5,2% - 5,4%.