Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenyamanan Bisnis: Investor Jepang Gerah Dengan Dua Hal Ini

Pengusaha asal Jepang jengah dengan permasalahan yang membelit industri RI, terutama soal ketersediaan energi listrik dan kenaikan tahunan upah buruh yang sukar diprediksi.nn
Ilustrasi: Ribuan buruh dari berbagai organisasi dan perusahaan melakukan aksi konvoi saat berunjuk rasa di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Senin 1 Desember 2014./Antara
Ilustrasi: Ribuan buruh dari berbagai organisasi dan perusahaan melakukan aksi konvoi saat berunjuk rasa di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Senin 1 Desember 2014./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pengusaha asal Jepang jengah dengan permasalahan yang membelit industri RI, terutama soal ketersediaan energi listrik dan kenaikan tahunan upah buruh yang sukar diprediksi.

Hal tersebut dikemukakan beberapa pebisnis anggota Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) saat bertemu dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Mereka meminta Perindustrian dapat mengakomodir dua topik permasalahan tersebut.

Ketua Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) Akio Mimura secara normatif menyampaikan pihaknya memposisikan Indonesia sebagai salah satu mitra penting dalam perdagangan.

“Kami mau membina kemitraan yang saling menguntungkan,” tuturnya, di Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Mimura mengatakan para investor asal Negeri Sakura menaruh perhatian besar kepada Indonesia sebagai salah satu bagian penting dari rantai pasok di Asean.

JCCI meminta pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur dan SDM secara signifikan.

“Kami punya tradisi tidak hanya mengembangkan industri tetapi juga SDM. Perlu dilakukan berbagai perbaikan, seperti pengembangan infrastruktur [termasuk kelistrikan], industri pendukung, dan SDM,” ucap dia. 

Senior Executive Managing Officer Mitsui & Co., Ltd. Hiroyuki Kato mengaku sangat mengkhawatirkan iklim ketenagakerjaan Indonesia.

Kenaikan upah minimum buruh yang sukar diprediksi turut berimbas kepada kenaikan penghasilan bagi tenaga kerja di sektor lain.

“Daya saing Indonesia turun khususnya karena itu, kenaikan upah tidak diimbangi peningkatan produktivitas,” tuturnya.

Produktivitas berbanding lurus dengan  upah bagi pekerja, menurut Kato, merupakan kunci penarik investasi lebih besar masuk ke Indonesia.

Dia mempertanyakan kebijakan apa yang akan dilakukan pemerintah RI untuk perbaiki produktivitas ini.

Hal lain yang dikemukakan menyangkut jaminan pasokan energi listrik. Pengusaha mendapati hingga kini terus terjadi pemadaman listrik yang pada akhirnya mengganggu kegiatan operasi pabrik.

Apabila iklim ketenagakerjaan dan jaminan energi ini dapat diatasi, iklim investasi RI diyakini jadi lebih menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper