Bisnis.com, BOGOR - Pemerintah meminta PT Pertamina responsif apabila terjadi kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah daerah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan setiap ada perubahan harga BBM, akan timbul reaksi dari masyarakat.
"Ada yang memanfaatkan situasi jadi mungkin saja ada kelangkaan di beberapa tempat. Namun, itu tidak merupakan prioritas," ujarnya di Istana Bogor, Jumat (23/1/2015).
Perubahan harga BBM akan semakin dinamis setelah Menteri ESDM merevisi Peraturan Menteri No. 39/2014 tentang Perubahan Penetapan Harga BBM. Dalam beleid tersebut, penetapan harga BBM dipercepat dari satu bulan sekali menjadi dua minggu sekali.
Mulai 19 Januari 2015, pemerintah memberlakukan harga baru BBM jenis premium seharga Rp6.6000 per liter dan solar Rp6.400 per liter.
"Yang penting Pertamina setiap hari memonitor, memantau situasi dan kalau ada laporan kelangkaan segera diatasi. Jadi saya percaya pertamina bisa menyelesaikan masalah yang sifatnya lokal," imbuh Sudirman.
Seperti diberitakan Bisnis.com, kelangkaan BBM sempat terjadi di Sumatra Barat. Lantaran menunggu harga baru, masyarakat menunda konsumsi. Akibatnya beberapa hari setelah harga BBM baru diberlakukan, sempat terjadi kelangkaan.
Pada sisi lain, pemerintah terus mengupayakan peningkatan cadangan BBM nasional agar terjadi peningkatan dari stok 18 hari menjadi 30 hari. Namun, upaya menambah tangki timbun masih dalan poses.
"Storage itu butuh waktu membangunnya. Namun, sekarang Pertamina mau mencari sarana penyimpanan BUMN yang bisa dipakai sebagai solusi," katanya.