Bisnis.com, BANDUNG—Meski baru dalam tahap produksi prototype, potential market dari pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia mulai muncul dengan adanya permintaan dari beberapa maskapai swasta, dan dari TNI Angkatan Laut.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso mengatakan beberapa maskapai yang sudah meminta antara lain Nuansa Buana Airline, Lion Air, dan maskapai lainnya. Terkait permintaan dari TNI, sambungnya, untuk mengganti pesawat lama.
“Yang agak jauh dari Thailand. Kalau potensial market sekitar 200 pesawat. Kami belum berani menawarkan ke negara-negara lain. Kalau sudah terbang baru berani menawarkan. Maksimum memproduksi 24 pesawat dalam satu tahun,” paparnya setelah rapat bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi di Kantor PT DI, Selasa (20/1/2015).
Untuk harga, dia menyampaikan pihaknya memperhitungkan persaingan dengan produsen asing di kelas pesawat yang sama. “Mungkin harganya akan US$5 juta. Melihat juga saingan yang harga pesawatnya sekitar US$7 juta.”
Budi belum dapat menyampaikan berapa modal kerja yang dibutuhkan perseroannya dalam proyek teknologi tinggi bidang kedirgantaraan tersebut setelah sempat dirintis produksi N250 pada masa B.J. Habibie.
“Sekarang [N219] baru sampai produksi prototype. Begitu desain sudah jadi, secara komersial itu tidak ada masalah. Mau pinjam ke perbankan juga bisa, jika ada PMN [penyertaan modal negara] juga Alhamdulillah,” ujarnya.
Dia mengungkapkan saat ini desain sudah mencapai 80%-90%. Perseroannya menargetkan bentuk pesawat secara utuh atau roll-out akan tuntas pada Agustus tahun ini sebagai hadiah hari kemerdekaan Indonesia.
“Saat roll-out akan dapat dilihat [bagian] pesawat sudah seluruhnya terpasang. Nanti dites dulu sebelum terbang sekitar 2-3 bulan masa tes. Akhir tahun pesawat akan terbang,” jelasnya. (Bisnis.com)
BACA JUGA:
WN BELANDA DIEKSEKUSI MATI: Proyek Tol Laut dengan Belanda Lanjut
RUU PRT: Menaker “Off Side” soal Permenaker Perlindungan PRT