Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTDI Lanjutkan Pengembangan Pesawat N219 Versi Amfibi Tahun Ini

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Akan melanjutkan pengembangan pesawat N219 versi basic menjadi versi amfibi pada awal tahun ini.
Pesawat NC212i buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dok PTDI
Pesawat NC212i buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dok PTDI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) melanjutkan langkah untuk mendukung komersialisasi pesawat N219 dengan pengembangan lanjutan pesawat N219 versi basic menjadi versi amphibious pada awal tahun ini.

Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal PTDI mengharapkan kedua versi pesawat tersebut akan memiliki peran penting dalam peningkatan konektivitas wilayah Bali, khususnya sebagai hub pariwisata Indonesia.

“Pengembangan ekosistem kedirgantaraan di Bali merupakan langkah awal yang strategis dalam mensukseskan komersialisasi pesawat N219, terlebih dengan pengembangan lanjutan pesawat N219 versi basic menjadi versi amphibious yang akan dimulai pada awal tahun 2024 dengan dukungan penuh dari Bappenas,” terangnya melalui keterangan resmi, Jumat (16/2/2024).

Dia memaparkan N219 merupakan pesawat terbang 100% buatan anak bangsa, hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN) yang pada 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada tanggal 10 November 2017 diberi nama 'Nurtanio' oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Hingga akhirnya berhasil memperoleh Type Certificate (TC) padl 22 Desember 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI, dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN sebesar 44,69%.

Selanjutnya, pesawat tipe ini terus ditingkatkan, sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan (spin-over) terhadap ekosistem industri dalam negeri, termasuk industri di daerah, salah satunya dalam hal pengoperasian maupun kegiatan maintenance/pemeliharaan pesawat.

Pesawat komuter kategori CASR 23, N219 dikembangkan secara khusus untuk dapat mendukung pembangunan konektivitas dan aksesbilitas daerah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan) dengan kemampuan Short Take Off Landing di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.

Dalam pemanfaatannya, pesawat N219 dapat digunakan dengan berbagai konfigurasi sesuai kebutuhan pengguna, baik untuk angkut penumpang, logistik, maupun medical evacuation dan flying doctor.

Bali menjadi wilayah kedua di mana PTDI diberikan kesempatan oleh Bappenas untuk berpartisipasi dalam program transformasi ekonomi nasional melalui optimalisasi pemanfaatan pesawat N219 produksi PTDI setelah sebelumnya di Kepulauan Riau.

Dia menjelaskan pengembangan ekosistem industri dirgantara di Bali kali ini akan dimulai dengan mengusung konsep Aviation Training Tourism.

Oleh karenanya, PTDI juga menandatangani kesepakatan kerja sama pengembangan pusat pelatihan kedirgantaraan dengan Bali International Flight Academy (BIFA); pembangunan fasilitas MRO untuk pesawat terbang dengan PT Mulya Sejahtera Technology (MS Tech); pembangunan fasilitas MRO untuk engine & propulsi pesawat terbang dengan Anak Perusahaannya, dalam hal ini PT Nusantara Turbin & Propulsi (PT NTP); dan pengembangan tourism flight di Bali dengan PT Wisarada Sarana Aviasi (Wise Air).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper