Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah mewacanakan penurunan bunga kredit pemilikan rumah yang menggunakan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari 7,25% menjadi 5%.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini backlog perumahan di Indonesia sekitar 13,5 juta unit. Untuk itu pemerintah akan menggenjot pembangunan 1 juta rumah per tahun.
Selain memacu pembangunan perumahan rakyat, lanjut Basuki, pemerintah juga akan memberikan kemudahan kredit bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Pak JK (Wakil Presiden) mengarahkan mungkin bungannya diturunkan jadi 5%, dari 7,25%," ujarnya di kantor Wapres, Selasa (20/1).
Bunga kredit tersebut berlaku pada kredit pemilikan rumah yang menggunakan skema FLPP. Dalam APBN-P 2015, anggaran program subsidi bunga kredit perumahan itu dialokasikan sebesar Rp5,1 triliun untuk 60.000 unit rumah.
Untuk merealisasikan tingkat bunga yang cukup rendah itu, pemerintah akan berkoordinasi dengan sejumlah perbankan penyalur FLPP, seperti BTN, BRI, BNI, dan Bank Mandiri.
Wapres, imbuh Basuki, meminta Kementerian PU-Pera menghitung ulang kisaran cicilan yang harus ditanggung MBR setiap bulannya. Hitungan tersebut mengacu pada patokan harga rumah FLPP yang ditetapkan sebesar Rp105 juta-165 juta per unit dan tenor kredit yang dipilih MBR.
"Kalau bunganya 7,25%, cicilannya sekitar Rp800.000/bulan. Kalau mau diturunkan lagi misalnya Rp600.000-700.000, berarti bunganya mungkin 5%," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BTN Maryono mengaku masih menghitung bunga pasar untuk menentukan bunga FLPP. Namun, Maryono memastikan bunga FLPP untuk MBR akan sangat rendah.
"Belum ditentukan pak subsidi bunganya. Nanti akan kita hitung lagi dengan ketat berapa subsidi bunganya," imbuh Maryono.
Your message has been sent.