Bisnis.com, JAKARTA - Badan Search and Rescue Nasional atau Basarnas menduga kondisi pesawat AirAsia QZ 8501 masih dalam keadaan utuh dan jatuh ke laut.
Meski demikian, jika dugaan tersebut benar, badan tersebut mengalami kendala keterbatasan peralatan untuk mengangat bangkai pesawat secara utuh ke permukaan. Solusinya, Indonesia harus meminjam alat yang disebut submisble ke Inggris, Amerika Serikat atau Prancis.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistio mengatakan pada hari kedua pencaria pesawat rute Surabaya-Singapura tersebut, pihaknya memperluas wilayah pencarian menjadi tujuh sektor, setelah sehari sebelumnya hanya melakukan pencarian di empat sektor antara Tanjung Pandan dan Pontianak.
“Tambahan tiga sektor tersebut gampangnya di Utara Bangka-Belitung, Selat Karimata dan di sebelah Barat Kalimantan Barat,” ucapnya, Senin (29/12/2014).
Pihaknya memperkuat pencarian ke wilayah laut karena berdasarkan informasi kontak terakhir, pesawat tersebut memang tengah terbang di atas lautan. Pencarian di areal laut, menurutnya memiliki tingkat kesulitan tersendiri melebih pencarian di areal darat.
“Kalau di laut, lebih sulit menentukan lokasi pesawat tersebut jatuh. Jika seandainya masih utuh, kesulitan berikutnya adalah kami tidak memiliki peralatan yang cukup untuk mengangkat pesaawat ke permukaan. Karena itu kita akan pinjam, dengan ke negara lain dengan bantuan Kementerian Luar Negeri,” ucapnya.
Basarnas, lanjutnya, saat ini sudah mengerahkan 12 vessel, plus puluhan perahu bermesin, dan didukung oleh TNI Angkatan Udara dengan dua pesawat Hercules C130, dua unit Helikopter Puma, dan Boeing 737 Surveilance.
Sementara itu, TNI Angkatan Laut mengerahkan delapan kapal, dua unit pesawat CN 235, dan didukung pula oleh kekuatan udara dari TNI Angkatan Darat.
“Ada kapal penyapu ranjau yang memiliki sonar bawah laut, kemudian didukung pula oleh satu kapal pendeteksi dari Balai Pengkajian Penerapan Teknologi,” katanya.