Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 BUMN Ditunjuk Pengadaan Langsung Bibit & Pupuk

Guna mengejar target swasembada, Pemerintah menunjuk lima BUMN Pertanian untuk pengadaan bibit dan pupuk secara langsung.

Bisnis.com, JAKARTA--Guna mengejar target swasembada, Pemerintah menunjuk lima BUMN Pertanian untuk pengadaan bibit dan pupuk secara langsung.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan peningkatan produksi tanaman semusim seperti padi, jagung, kedelai, dan tebu sangat bergantung pada waktu.

Untuk itu, dibutuhkan akselerasi berupa pengadaan bibit dan pupuk secara cepat, yakni lewat pengadaan secara langsung.

"Karena ini tanaman semusim kita memburu waktu, tidak boleh terlambat. Satu hari sangat berharga bagi petani," ujarnya di kantor Wakil Presiden, Senin (15/12).

Pengadaan langsung bibit, kata Amran, akan dilakukan oleh dua perusahaan plat merah yang ditunjuk pemerintah. Dua perusahaan tersebut, yakni PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani.

Adapun tiga BUMN yang ditunjuk untuk memproduksi dan mendistribusikan pupuk, yakni PT Pupuk Indonesia Holding Company, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Seiring penunjukkan langsung, pemerintah akan menetapkan harga dan spesifikasi bibit dan pupuk yang akan didistribusikan ke 13 provinsi sentra pertanian di Tanah Air.

Amran menjabarkan 13 provinsi sentra pertanian terletak di Jawa, Sumatera, serta Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

"Harga bibit ini disesuaikan dengan wilayah masing-masing. Penentuan harga dikawal oleh Kementan dan BPKP. Kita turun bersama ke 13 provinsi untuk cek harga," katanya.

Harga bibit dan pupuk, lanjutnya, akan berbeda di setiap wilayah. Perbedaan harga tersebut mempertimbangkan transportasi dan jarak distribusi dari pabrik.

"Jadi satu wilayah itu benih bisa saja berbeda. Seperti Sumbar, harga benihnya itu sampai Rp8.000-Rp9.000 bahkan ada yang Rp10.000," ujarnya.

Langkah pengadaan langsung benih dan pupuk ditempuh untuk memacu produksi pertanian nasional dan mencapai swasembada pangan.

Mentan menuturkan untuk swasembada produksi beras nasional harus mencapai 73 juta ton, jagung 20 juta ton, dan kedelai sekitar 2,7 juta- 3 juta ton.

"Rencana 2015 Kementan targetkan produksi padi 73 juta ton. Kemudian, jagung rencana kita bisa 20 juta ton pada 2016," tuturnya.

Adapun peningkatan produksi kedelai diakui Amran menghadapi kondisi yang cukup berat. Pasalnya, pada 2013, produksi kedelai hanya sekitar 800.000 ton biji kering.

"Kedelai memang masih agak berat, mungkin 3 tahun baru bisa mencapai swasembada," imbuhnya.

Sementara itu, Amran mengungkapkan sebanyak 52% atau 3 juta hektare irigasi tersier di Indonesia dalam kondisi rusak. Untuk itu, Kementan menargetkan dapat memperbaiki  1 juta ha irigasi tersier per tahun.

Untuk menggarap proyek tersebut, pemerintah juga akan menerapkan mekanisme penunjukan langsung tanpa tender sesuai Peraturan Presiden No. 172/2014 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

"Pada 2015 kami akan mulai pada Januari," kata Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper