Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia National Shipowner Association (INSA) menilai aksi pungutan liar di pelabuhan telah berkurang.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan industri pelayaran dalam negeri terus berupaya untuk menurunkan biaya logistik. Di sisi lain, pelaku usaha masih dibebani oleh pungutan yang tinggi, baik yang resmi maupun yang liar.
Pungutan di pelabuhan, a.l. biaya bongkar muat, administrasi, dan trucking, diproyeksi mencapai 70% dari ongkos operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran.
"Sekarang ini pungtan liar di pelabuhan sudah mulai menurun, tetapi masih lebih baik kalau diperkuat anggota-anggotanya untuk menyetop itu semua," katanya di kantor Wapres, Rabu (10/12).
Aksi pungutan liar, imbuh Carmelita, dilakukan oleh oknum dari luar pelabuhan. Untuk menekan pungutan liar, INSA berharap pemerintah memperketat pengawasan administrasi di areal pelabuhan.
"Mungkin dari pelabuhan sendiri juga harus lebih ketat melihat banyaknya percaloan administrasi di sana," ungkap Carmelita.
Menurut Carmelita, akibat besarnya ongkos operasional dan pungli, rata-rata pelaku industri pelayaran hanya mengantongi income sebesar 7% dari freight yang dilakukan.