Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kopi Luwak, Rencana Permentan Bikin Mengkilap

Pelaku usaha memperkirakan peluang kopi spesialiti, seperti kopi luwak akan tetap digemari meskipun komoditas itu tengah ditimpa kampanye negatif di beberapa negara pengimpor.
Kopi luwak jenis arabika masih menjadi andalan. /Bisnis.com
Kopi luwak jenis arabika masih menjadi andalan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha memperkirakan peluang kopi spesialiti, seperti kopi luwak akan tetap digemari meskipun komoditas itu tengah ditimpa kampanye negatif di beberapa negara pengimpor.

Wakil Ketua Kompartemen Industri Kopi Spesialiti Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto mengatakan kampanye negatif yang banyak terjadi di Amerika Serikat belum mempengaruhi permintaan kopi luwak ke negara pengimpor terbesar selama ini yaitu Uni Eropa.

“Masih normal permintaan setiap bulan 300-400 kg, dengan sasaran utamanya Eropa, tidak mempengaruhi banyak meskipun desas-desus membahayakan dan tidak sesuai etiket itu kencang,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (4/12/2014).

Pranoto mengatakan salah satu daya tarik spesialiti kopi adalah keunikannya yang tidak dimiliki daerah lain, sehingga penikmat kopi terus mengkonsumsi luwak sebagai bentuk gaya hidup.

Adapun, kopi luwak jenis arabika masih menjadi andalan pasar kopi spesialiti dari sisi harga, selain kopi bersertifikat indikasi georgrafis seperti kopi gayo, takengon atau simalungun yang unggul dalam sisi produksi.

Menurutnya, peluang pasar kopi luwak akan semakin mengkilap dengan adanya rencana Peraturan Menteri Pertanian mengenai budidaya luwak yang sesuai kaidah Animal Welfare. “Itu positif akan semakin menguatkan pasar bahwa kopi luwak kita tidak seperti yang dituduhkan,” katanya.

Direktur Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian Dedi Junaedi mengatakan saat ini Permentan tentang budidaya kopi luwak tersebut masih dalam proses pembahasan. “Jadi nantinya budidaya luwak kita akan ada petunjuknya dengan mengacu pada kaidah-kaidah animal welfare,” katanya.

Dedi mengatakan Kementan telah merencanakan adanya proyek percontohan dalam budidaya luwak di daerah Jawa Timur yang menerapkan kaidah tersebut. “Nanti petani melihat belajar disitu, si luwak tidak merasa di lingkungan yang terkungkung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper