Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM: Indonesia Krisis Listrik

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kondisi kelistrikan di Indonesia mengkhawatirkan karena cadangan kapasitas (reserve margin) terus menurun.

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kondisi kelistrikan di Indonesia mengkhawatirkan karena cadangan kapasitas (reserve margin) terus menurun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan kelistrikan menjadi persoalan yang serius untuk segera diselesaikan. Bahkan, menurutnya, saat ini Indonesia tengah mengalami krisis listrik.

“Keadaan listrik layak membuat khawatir,” katanya, Sabtu (29/11/2014).

Dia menuturkan kapasitas cadangan untuk wilayah Jawa yang merupakan pusat ekonomi Indonesia hanya berkisar 25% hingga 30% dari beban puncak yang mencapai 23.400 megawatt (MW).

“Di Jawa saja yang punya sisa segitu masih sering byar-pet,” ujarnya.

Sudirman menuturkan pertumbuhan listrik di Pulau Jawa cukup signifikan. Jika tidak dipikirkan sekarang, katanta, sistem kelistrikan Jawa bakal mengalami defisit.

Dia menambahkan di wilayah Sumatra dan Kalimantan kapasitas cadangan listrik tidak lebih dari 10%. Sejumlah tempat bahkan masih minus. Padahal dia menilai pertumbuhan listrik di kedua pulau itu meningkat cepat setiap tahun.

Menurutnya cadangan ideal kapasitas listrik sekitar 30% dari beban puncak. Menurut Said, saat ini pemerintah berupaya menambah kapasitas listrik sebesar 35.000  MW dalam kurun waktu 5 tahun. Dia tidak menampik upaya tersebut tidak mudah karena proyek kelistrikan terhambat salah satunya dipicu persoalan perizinan yang melibatkan sejumlah kementerian.

Pembebasan lahan juga menjadi persoalan tersendiri. “Rata-rata terlambat dan tidak memenuhi target,” katanya.

Di luar proyek pembangkit, katanya, proyek transmisi juga terhambat, salah satunya lantaran pengelolaan anggaran jaringan transmisi yang harus dibangun hanya dalam dalam jangka waktu 1 tahun. Padahal proyek pembangunan transmisi biasanya dilakukan selama beberapa tahun sehingga membutuhkan pengelolaan anggaran lintas tahun (multi years). “Tapi Menteri Keuangan tidak mengizinkan,” ujarnya.

Dia mengakui defisit listrik masih akan dirasakan lebih lama karena pembangkit batu bara yang menjadi mayoritas listrik di Indonesia dibangun dalam waktu 3 hingga 5 tahun.

Byar-pet akan kita alami cukup lama.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper