Bisnis.com, SURABAYA - Produsen keramik Platinum Ceramics Industry melakukan penyesuaian harga rata-rata 5%-8% di tengah banyaknya serbuan produk keramik impor dan melambatnya sektor properti dalam negeri.
Direktur Sales dan Distribusi Platinum Ceramics Welly Santoso mengatakan pada Agustus 2014 banyak industri yang melakukan penurunan harga agar pembelian keramik tetap terjangkau konsumen mengingat ketatnya persaingan barang impor.
“Di pasaran memang harga bahan bangunan keramik sedang menurun karena over suplai, kecuali besi dan semen yang masih stagnan, tetapi kalau nanti semen dan besi kelebihan suplai pasti akan turun juga,” katanya di sela peluncuran Motif Baru Platinum Ceramics di Surabaya, Selasa malam (18/11/2014).
Dia menjelaskan serbuan produk impor kebanyakan adalah berupa granit, apalagi pengguna keramik mulai banyak yang beralih menggunakan granit untuk bangunan propertinya.
“Memang kami tidak secara head to head bersaing dengan granit, karena produk kami ada keramik. Namun, perlu ada penyesuaian harga sebagai antisipasi serbuan impor, dan kami optimistis kalau keramik kami termasuk pesaing yang kuat di pasar lokal,” jelasnya.
Meski begitu, lanjut Welly, Platinum Ceramics tetap memiliki target pertumbuhan penjualan yakni minimal di atas 10% per tahun. Untuk memperkuat pasar, Platinum lebih sering mengeluarkan berbagai motif-motif baru sesuai perkembangan mode saat ini.
“Kami juga akan terus menambah kapasitas dan selalu bermain di pasar ritel, karena kalau tidak menambah kapasitas, ke depan industri kami akan tertinggal,” katanya.
Berdasarkan data Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), produksi keramik dalam negeri mengalami over suplai hingga menyebabkan harga produk menurun hingga 30%, bahkan 50% di wilayah Jawa Timur.
Adapun kapasitas produksi keramik nasional hingga September 2014 tercatat 530 juta m2, atau meningkat dibandingkan tahun lalu yakni 380 juta m2. Pertumbuhan jumlah produksi tersebut karena banyak industri yang melakukan relokasi pabrik maupun ekspansi, terutama di Jawa Timur.