Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTANIAN ORGANIK: Pasar Masih Didominasi Ekspor

Aliansi Organis Indonesia menilai tren pertanian organik di Tanah Air tengah mengalami peningkatan, meskipun membutuhkan perhatian serius mengubah paradigma masyarakat pertanian konvensional ke organik.
Pemerintah perlu menambah anggaran untuk melakukan penelitian khusus tanaman organik. /Bisnis.com
Pemerintah perlu menambah anggaran untuk melakukan penelitian khusus tanaman organik. /Bisnis.com

Bisnis.com, BOGOR - Aliansi Organis Indonesia menilai tren pertanian organik di Tanah Air tengah mengalami peningkatan, meskipun membutuhkan perhatian serius mengubah paradigma masyarakat pertanian konvensional ke organik.

Wahyudi, Presiden Aliansi Organis Indonesia, menyatakan pasar pertanian organik saat ini masih didominasi oleh ekspor dibandingkan pasar domestik. Hal itu bisa dilihat dari penjualan beras organik dengan tujuan ekspor ke Eropa.

Wahyudi menjelaskan ekspor beras organik ke Jerman, Belgia dan Belanda mencapai sekitar 160 ton per musim, atau lebih besar dibandingkan pasar domestik sebesar 15-20 ton per musim. Adapun, beras organik banyak diproduksi oleh para petani di kawasan Tasikmalaya dan Boyolali.

Pihaknya mengamini penyusutan kuantitas produk pascapanen masih menjadi momok para petani di Indonesia terutama pada komoditas pangan organik. "Ya, memang penyusutan itu jadi tantangan kita selama ini. Tapi itu bisa ditutupi oleh cara kami dengan menjual produk bisa sampai tiga kali lipat," paparnya, Ahad (16/11/2014) .

Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar mengatakan pemerintah perlu menambah anggaran untuk melakukan penelitian khusus tanaman organik.

Hal tersebut, katanya, akan berguna untuk mencarikan solusi tepat sasaran dalam menemukan skema pemberantasan hama yang banyak menghilangkan kuantitas pada tanaman organik.

“Pemerintah juga harus membuat kebijakan tentang cara pemasaran hasil produk pertanian organik, jangan sampai ketika produksi melimpah, pasarnya tidak tidak ada,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper