Bisnis.com,BATANG—Pemerintah Kabupaten Batang mendukung upaya percepatan pembebasan lahan pada proyek pembangkit listrik tenaga uap di wilayah setempat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Batang Nasikhin mengatakan langkah terakhir dalam upaya pembebasan lahan untuk kepentingan negara mengacu pada UU No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
“Kami mengharapkan masyarakat pemilik lahan bisa memahami aturan yang ada. Sehingga program pembebasan lahan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat kepada pemilik lahan dan masyarakat Batang umumnya,” ujarnya.
Pihaknya menginginkan proyek PLTU tetap dilaksanakan di Batang. Dengan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Batang, kata Nasikhin, proyek pembangkit listrik ini akan dapat segera dibangun dan memberi manfaat ekonomi yang besar kepada masyarakat sekitar.
Dalam acara sosialisasi pada Rabu (12/11/2014), kata dia, masyarakat dan pemilik lahan akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai mekanisme penentuan harga, proses ganti rugi hingga konsekuensi jika tetap menolak. Sesuai UU, penolakan pemilik lahan tidak akan menghentikan pembangunan proyek PLTU Batang.
“Dalam forum itu, masyarakat dapat menyampaikan pendapat ataupun pertanyaan tentang penerapan UU no 2 tahun 2012 dalam pembebasan lahan di Batang dengan berbagai dampak hukumnya,” ujarnya, Selasa (11/11/2014).
General Manager PLN Jateng-DIY Djoko R Abumanan mengatakan PLN telah membentuk tim dengan melibatkan pemerintah daerah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang akan mencari solusi terbaik bagi para pemilik lahan. Adapun, perhitungan harga tanah yang dilakukan oleh tim akan dilakukan secara adil dan menguntungkan semua pihak.
"Sesuai amanat UU, kami diberikan kewenangan untuk memaksa pemilik lahan menyerahkan tanahnya. Namun kami yakin dengan kesadaran tinggi dan demi kemajuan Batang dan perekonomian Indonesia, para pemilik tanah pada akhirnya akan paham dengan kebijakan ini,” paparnya.
Menurut Djoko proyek PLTU di Batang sangat strategis bagi peningkatan pasokan listrik secara nasional. Dengan kapasitas 2 X 1.000 megawatt, PLTU Batang yang menelan biaya investasi sebesar US$4 miliar atau lebih dari Rp48 triliun akan memberikan dampak ekonomi yang luarbiasa, baik kepada warga sekitar proyek, masyarakat Batang dan perekonomian Jawa Tengah.