Bisnis.com, JAKARTA—Demi mencapai pertumbuhan sektor manufaktur di atas pertumbuhan ekonomi dan mempertahankannya perlu perubahan orientasi dalam pengembangan industri ini.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai pelaku bisnis di bidang manufaktur tidak hanya mengandalkan perkembangan konsumsi domestik melainkan pula harus mengejar pertumbuhan investasi.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto mengatakan apabila perekonomian tumbuh mencapai 6%-7% pada tahun depan, industri manufaktur mampu di atas itu. Hal ini dapat tercapai jika investasi diakselerasi.
"Untuk [meningkatkan] investasi yang masuk, isu utama adalah bagaimana kita bisa mensimplifikasi peraturan termasuk regulasi yang grey area," tuturnya, di Jakarta, Senin (10/11/2014).
Penopang utama geliat industri nasional sekarang ini adalah peningkatan konsumsi pasar dalam negeri. Tren ini harus dialihkan menjadi pertumbuhan penanaman modal baik oleh investor asing maupun domestik.
Adapun sejumlah aspek yang menjadi landasan pertumbuhan industri, yaitu besaran investasi, belanja pemerintah, dan konsumsi domestik. Akumulasi dari tiga aspek ini kemudian dikurangi neraca ekspor dan impor.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sepanjang Januari - September tahun ini kapital yang terbenam di industri pengolahan dari investor domestik Rp41,8 triliun. Sementara penanaman modal asing US$10,1 miliar.