Bisnis.com, BANDUNG—Asosiasi Pengusaha Garam Indonesia Jawa Barat meminta pemerintah melakukan ekstensifikasi lahan garam di daerah itu.
Ketua APGI Jabar Cucu Sutara mengatakan rendahnya kualitas garam Indonesia diakibatkan terbatasnya lahan yang tersedia.
Dia menjelaskan sebagian besar petani garam saat ini hanya menggarap maksimal dua hektare lahan terhampar. Sementara, lanjutnya, lahan tidur masih banyak yang belum dimanfaatkan.
“Kondisi di lapangan saat ini meja kristalisasi lebih besar daripada evaporasi sehingga tidak seimbang,” katanya kepada Bisnis, Jumat (7/11/2014).
Cucu mengungkapkan wajar saja jika kualitas garam nasional belum mampu memenuhi standar perdagangan yang ditetapkan antara lain harus berukuran minimal 4 milimeter, putih bersih, serta berkadar NACL di atas 94,7%.
Oleh karena itu, jelasnya, ekstensifikasi lahan tambak garam perlu menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya hingga kini banyak pantai yang belum dimanfaatkan sebagai lahan penggaraman.
“Pendapatan petani garam akan meningkat jika ekstensifikasi terus dilakukan. Karena banyak lahan tidur yang belum dieksplorasi secara maksimal,” ujarnya.
Adapun, rata-rata volume produksi garam di Jabar tidak melebihi 260.000 ton per tahun.
Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat akan menggulirkan pendirian demplot lahan garam bagi petambak pada tahun depan agar mampu mendongkrak produksi.
Kepala Diskanlut Jabar Jafar Ismail menyatakan demplot tersebut didirikan selain meningkatkan produksi garam konsumsi juga untuk memenuhi kebutuhan garam industri.
"Kami segera menjalankan program demplot tambak garam industri selambat-lambatnya Januari 2015."