Bisnis.com, JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk. mengumumkan PT Bhimasena Power Indonesia -anak perusahaan di sektor kelistrikan- telah menandatangani amandemen Perjanjian Jual Beli Listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pada 31 Oktober 2014.
Berdasarkan rilis yang diterima Bisnis, Selasa (4/11/2014), disebutkan pada amandemen Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL), BPI memperoleh perpanjangan waktu penyelesaian Financial Closure proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 x 1.000 MW yang ada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Perpanjangan waktu tersebut akan efektif sejak 6 Oktober 2014 dan diperpanjang sampai dengan 6 Oktober 2015.
Presiden Direktur Bhimasena Power Indonesia (BPI) Mohammad Effendi menjelaskan disepakatinya amandemen itu merefleksikan komitmennya untuk segera mengatasi krisis listrik yang akan mengancam Pulau Jawa.
"Ini merupakan komitmen BPI untuk mencegah terjadinya krisis listrik di Jawa dan Bali,” katanya, Selasa (4/11/2014).
Efendi menyebutkan saat ini pembebasan lahan telah mencapai 87% dari total lahan yang dibutuhkan sebagai syarat memperoleh Financial Closure. Selain itu, ungkapnya, PLTU Batang juga sudah menerima persetujuan untuk melakukan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan izin-izin lainnya yang diperlukan.
Oleh karena itu, dia berharap Undang-undang No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk kepentingan umum diharapkan segera diberlakukan oleh Pemerintah dan dilaksanakan oleh PLN.
"Diharapkan dengan berlakunya UU tersebut penyelesaian pembiayaan proyek dapat dilaksanakan sebelum 6 Oktober 2015," ungkapnya.
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan proyek pembangkit ini merupakan bagian dari visi perusahaan untuk menjadi perusahaan tambang dan energi di Indonesia.
Dia menyebutkan PLTU Batang merupakan pembangkit listrik mandiri dengan kapasitas terbesar di Indonesia dan akan menjadi proyek strategis dalam memenuhi kebutuhan listrik yang terus bertambah di Pulau Jawa dan Bali pada tahun 2019 mendatang.
"PLTU Batang mengunakan teknologi terkini dengan menawarkan peningkatan efisiensi," ungkapnya.
Lebih jauh, Dia mengungkapkan perseroan menyatakan kesiapannya memasok sebagian besar kebutuhan batubara untuk pembangkit itu. "Kami memiliki batubara envirocoal tingkat pencemarannya rendah," ujarnya.
Sebagai catatan, teknologi yang akan diaplikasikan pada PLTU Batang ini menggunakan baja modern sehingga memungkinkan penggunaan boiler besar dengan karakteristik ultra-supercritical (USC).
Karena itu, Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini optimistis PLTU Batang akan menjadi model teknologi pembangkit listrik yang sangat efisien dan lebih ramah lingkungan.