Bisnis.com, JAKARTA- Lion Group mengaku bakal membuka dialog dengan berbagai pihak yang berkepentingan di Bandara Halim Perdanakusuma terkait rencana pengelolaan aset milik TNI Angkatan Udara itu.
Direktur Umum Lion Group Edward Sirait mengaku pihaknya tentu akan melakukan serangkaian pembicaraan dengan berbagai pihak yang selama ini berkepentingan di Bandara Halim Perdanakusuma.
“Kami bukan buldoser yang main sikat saja,” tuturnya, Rabu (15/10/2014).
Menurutnya PT Angkasa Pura II selaku pengelola Halim saat ini sudah mengetahui rencana pengelolaan Halim sejak 2009 silam.
Karena itu, sebelum Lion Group melalui anak usahanya PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) mengoperasikan bandara tersebut, tentunya para pihak yang selama ini menyewa gerai di bandara akan menyelesaikan kesepakatan mereka dengan AP II.
“Kami juga membuka diri untuk menerima berbagai masukan. Kan ada tahapan penyelesaian para pemangku kepentingan di bandara,” tambahnya.
Dia mengisyaratkan Lion Group nantinya bakal melakukan perpanjangan kontrak dengan Induk Koperasi Angkatan Udara (Inkopau) karena harus memperhitungkan biaya balik modal yang telah ditanamkan oleh group tersebut.
“Saat ini tinggal 16 tahun kontraknya. Nanti setelah itu kami bisa perpanjang dengan memperhitungkan BEP karena setelah itu aset yang kami bangun akan diserahkan ke negara,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lion Group menginvestasikan Rp5 triliun untuk mengembangkan Jakarta Airport City di Bandara Halim Perdanakusuma walau saat ini operasional bandara itu dilakukan oleh PT Angkasa Pura II.
Pengembangan bandara itu rencananya dimulai pada November 2014 dan bakal dioperasikan pada Agustus 2015 dan dioperasikan oleh PT Angkasa Transportindo Selaras.
Perusahaan itu mayoritas sahamnya yakni 80% dimiliki Lion Group dan 20% dikuasai Inkopau.