Bisnis.com, JAKARTA- Lion Group menginvestasikan Rp5 triliun untuk mengembangkan Jakarta Airport City di Bandara Halim Perdanakusuma walau saat ini operasional bandara itu dilakukan oleh PT Angkasa Pura II.
Pengembangan bandara itu rencananya dimulai pada November 2014 dan bakal dioperasikan pada Agustus 2015 dan dioperasikan oleh PT Angkasa Transportindo Selaras.Perusahaan itu mayoritas sahamnya yakni 80% dimiliki Lion Group dan 20% dikuasai Inkopau.
Direktur Umum Lion Group Edward Sirait mengatakan sebelumnya pada 2006 pihaknya telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Induk Koperasi Angkatan Udara (Inkopau) terkait pengelolaan lahan Halim Perdanakusuma yang berlaku hingga 25 tahun.
"Secara hukum perjanjian teraebut sah karena aturan tentang penataan bisnis TNI berlaku kemudian dan tidak dapat berlaku surut," ujarnya, Selasa (14/10/2014).
Dia melanjutkan, pengembangan bandara itu mutlak dilakukan karena kota sebesar Jakarta mutlak memiliki beberapa bandara dengan kapasitas penumpang yang besar.
Bandara Halim, menurutnya bakal menampung 11 juta penumpang pertahun sehingga bisa mengurangi beban penumpang di Bandara Soekarno-Hatta yang sudah mencapai 60 juta pertahun.
"Kapasitas Cengkareng sudah kami prediksi tidak akan mampu menampung pertumbuhan penumpang. Karena itu rencana pengelolaan bandara sudah kami siapkan sejak 2004. Apalagi UU No. 1/2009 tentang penerbangan perbolehkan badan usaha mengelola bandara," tambahnya.
Selain bakal memperbesar daya tampung penumpang, pihaknya berencana menjadikan bandara dikhususkan bagi maskapai full service semacam Batik Air dan Garuda Indonesia dengan 17 garbarata.
“Kami juga berencana membangun pararel taxiway di bandara tersebut sehingga pergerakan pesawat bisa lebih leluasa,” ujarnya.
Menurutnya, bandara tersebut dikonsepkan sebagai etalase bangsa dengan menampilkan berbagai ornamen khas tradisional Indonesia seperti batik. Bandara itu juga rencananya bakal menjadi pintu gerbang Indonesia sehingga terbuka luas untuk penerbangan internasional.
Terkait pengelolaan bandara tersebut yang kini dilakukan oleh PT Angkasa Pura (AP) II dan penerbangan Citilink, menurutnya dalam kurun waktu 9 bulan selama pembangunan bandara tersebut, pihaknya bakal melakukan serangkaian pembahasan terkait nasib para pihak yang saat ini memiliki kepentingan di Halim.
MONOREL
Dia menambahkan, selama proses pembangunan tersebut, Bandara Halim Perdanakusuma tetap beroperasi seperti biasa sehingga maskapai Citilink, penerbangan tak berjadwal, serta sekolah penerbangan bisa tetap beroperasi di lokasi tersebut.
“Bandara ini juga nantinya tetap menjadi bandara militer sehingga kami tetap akan patuh kepada keinginan pihak TNI AU jika ingin mengoperasikan pesawat militer,” tambahnya.