Bisnis.com, JAKARTA--PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) berencana membangun pabrik gula modern yang memproduki gula rafinasi.
Bos PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menemui Menteri Perindustrian M.S. Hidayat di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Senin (13/10/2014). Perseroan pelat merah ini meminta izin untuk mendirikan industri gula rafinasi di Jawa Barat.
Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengatakan selama dua tahun terakhir pasar gula tebu nasional tergusur gula rafinasi yang lebih murah. Walhasil pada tahun ini gula tebu produksi perseroan pelat merah cuma menumpuk di gudang.
"Oleh karena itu kami ajukan permohonan ke Kemenperin agar diizinkan mendirikan industri gula rafinasi dengan alokasi produksi untuk ekspor antara 60% hingga 70%," kata Ismed usai bertemu dengan menteri perindustrian.
Proyek tersebut dicanangkan perseroan bukan tanpa dasar. RNI memiliki lahan tebu seluas 20.000 hektar di Cirebon, Jawa Barat. Fasilitas produksi ini dibangun bertahap mulai dari kapasitas produksi 700 tons cane per day (TCD) atau senilai Rp400 miliar.
Jika izin pemerintah keluar dalam waktu dekat, maka pemancangan tiang pertama pabrik tersebut ditargetkan terlaksana pada November atau Desember 2014.
Pembangunan diperkirakan memakan waktu tiga tahun sampai pabrik mulai beroperasi.
Kapasitas puncak infrastruktur baru itu ditargetkan mencapai 2.500 TCD dengan total investasi senilai Rp1 triliun. Pengerjaan proyek ini dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pelat merah asal China.
"Porsi saham dengan Tiongkok nanti 80% RNI dan 20% mereka. Dalam waktu tujuh tahun nantinya 100% menjadi milik RNI," ucap Ismed.