Bisnis.com, JAKARTA -- Reformasi ekonomi tetap harus berjalan sekalipun pasar keuangan dikacaukan oleh kegaduhan politik selama masa transisi pemerintahan.
Wakil Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan perbaikan defisit transaksi berjalan tetap harus menjadi fokus pemerintah untuk mendapatkan kembali keyakinan pasar.
"Ya pokoknya kami dari pemerintah, apalagi yang bertanggung jawab soal makro, fokusnya adalah tetap menjaga kestabilan makro. Itu yang paling penting," katanya, Jumat (3/10/2014).
Menurutnya, koreksi tajam di pasar saham dalam dua hari terakhir digerakkan oleh sentimen global maupun domestik.
Bursa Asia Pasifik, Amerika, dan Eropa, yang memerah, ditambah kekhawatiran tentang perkembangan politik di Tanah Air membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) terus tergelincir.
Setelah jatuh 2,7% ke posisi 5.000, Kamis (2/10), IHSG tergelincir 1,03% menjadi 4.949 yang kembali dipicu oleh aksi jual bersih asing hingga Rp869 miliar. Selama sepekan, IHSG rontok 3,6%.
Sementara itu, rupiah terus terdepresiasi ke level Rp12.175 per dolar Amerika Serikat atau melemah 0,2% dari penutupan sehari sebelumnya menurut Bloomberg Dollar Spot Index. Selama sepekan, rupiah terkoreksi 1,3%.
"Orang melihat apakah pemerintahan berikut bisa melakukan reformasi kebijakan. Kalau kemudian hubungan dengan DPR tidak mulus, kan susah. Mengubah UU kan harus dengan DPR misalnya," kata Bambang.