Bisnis.com, JAKARTA -- Upah riil buruh tani terperosok ke level terendah sepanjang tahun, menyusul inflasi perdesaan yang hampir dua kali lipat dari perkotaan.
Badan Pusat Statistik mencatat upah riil harian buruh tani pada September 2014 merosot 0,19% menjadi Rp39.045 meskipun secara nominal naik 0,26% menjadi Rp44.833.
Kenaikan upah nominal seiring dengan kenaikan nilai tukar petani (NTP) itu pun terjadi akibat susut produksi. NTP September naik 0,3% dari posisi bulan sebelumnya menjadi 102,36.
Namun, Deputi Bidang Statistik Distibusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo memandang positif tingginya inflasi perdesaan. Menurutnya, inflasi perdesaanlah yang justru menaikkan NTP karena didominasi oleh barang-barang produksi petani.
Dia menyampaikan inflasi perkotaanlah yang harus ditekan untuk dapat mengerek NTP dan menaikkan upah riil buruh. BPS mengumumkan inflasi di 82 kota indeks harga konsumen (IHK) September relatif rendah di level 0,27%.
"Barang-barang yang dikonsumsi di kota, seperti mi instan, kan akhirnya dibawa ke perdesaan. Di perdesaan harganya bisa naik lebih tinggi. Ini yang berdampak negatif terhadap NTP," kata Sasmito, Senin (1/10).
Selain inflasi perkotaan yang harus ditekan, pertumbuhan ekonomi harus dikejar untuk mengerek NTP. Namun dengan catatan, permintaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi harus dipenuhi oleh suplai dalam negeri.