Bisnis.com, JAKARTA— Kalangan industri minuman ringan nasional mendesak pemerintahan baru berikan iklim industri yang mendukung peningkatan daya saing hadapi MEA 2015
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo mengatakan walaupun secara kualitas produk dan inovasi industri minuman ringan nasional unggul, tetap saja akan sulit bersaing jika iklim industri nasional tidak mendukung.
“Biaya logistik, ketersediaan bahan baku menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan menjelang MEA tahun depan. Contohnya Malaysia, industri diberikan insentif untuk memenuhi kebutuhan gula untuk pemanis, akhirnya biaya produksi semakin murah dan mampu lebih bersaing,” tuturnya kepada Bisnis.com, Kamis (25/9/2014).
Masalah biaya logistik dan distribusi menjadi halangan diluar proses produksi, menurutnya dengan luas daerah Indonesia ditambah sarana infrastruktur yang tidak merata maka banyak produk yang tidak bisa terserap hingga penjuru negeri.
Untuk beberapa jenis minuman kemasan PET, masa layak konsumsi waktunya berkisar 3 bulan hingga 6 bulan. Distribusi produk ke wilayah diluar Jawa dan Sumatra terkadang memerlukan waktu satu bulan untuk sampai di pengecer, hal tersebut menyebabkan penjualan juga terhambat.
“Ini tantangan kita, kalau mau lebih bertaring. Pokoknya secara kualitas teknis kita oke, tetapi iklim industrinya yang lemah,” tambahnya.