Bisnis.com, MUSI BANYUASIN, Sumsel - Rajawali Nusantara Indonesia (RNI Grup) menambah kapasitas pabrik CPO di Sumsel dari 90 ton menjadi 120 ton per jam dengan suntikan dana investasi sedikitnya Rp100 miliar.
BUMN yang populer dengan lini bisnis gula itu, melalui anak usaha PT Perkebunan Mitra Ogan melakukan langkah itu dengan membangun pabrik ketiga di Kabupaten Musi Banyuasin dengan kapasitas produksi sekitar 30 ton per jam.
Direktur Keuangan PT RNI (Persero) Dandosi Matram mengatakan pabrik baru itu akan mengolah panen tandan buah segar kelapa sawit dari kebon milik sendiri seluas 9.741 hektare di Musi Banyuasin.
"Pabrik baru kami ini strategis sehingga juga akan bisa menyerap panen TBS dari kebon luar non mitra kami. Kami harapkan sudah bisa uji coba operasi pada November tahun depan," kata Dandosi seusai peresmian pembangunan pabrik baru tersebut oleh Bupati Musi Banyuasin Pahri Azhari, Selasa (16/9/2014).
Dirut RNI Group Ismed Hasan Putro menambahkan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit di Sumsel itu bagian dari komitmen pihaknya dalam menjamin ketahanan pangan nasional yang menjadi program prioritas oleh pemerintah.
RNI mendukung ketahanan pangan dengan beragam produksi perkebunan, di antaranya gula, pengolahan air, kelapa sawit dan teh yang digarap melalui anak perusahaan.
Dalam hal ini, tuturnya, pengembangan perkebunan sawit melalui Mitra Ogan yang merupakan perusahaan patungan dengan PTPN III itu akan makin memperluas spektrum bisnis RNI.
Dia menargetkan hingga 2015, Mitra Ogan akan memperluas kebun sawitnya dari eksisting 37.000 hektare menjadi 42.000 hektare.
Hal itu, lanjutnya, akan sejalan dengan peningkatkan kapasitas pabrik pengolahan sawit sehingga bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi dan bisnis. Adapun, Bupati Pahri mengharapkan keberadaan perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung milik Mitra Ogan di daerahnya harus ikut berkontribusi bagi penciptaan lapangan kerja bagi warga lokal.
Hal itu, lanjutnya, wujud dari tanggung jawab sosial dari perusahaan yang menjalankan bisnis di daerah yang berorientasi pada keuntungan ekonomi.
Dalam hal ini, lanjutnya, termasuk pengembangan kebun plasma sebagai mitra pendamping kebun inti milik perusahaan.
Terkait dengan permintaan Bupati Musi Banyuasin, kata Dandosi, komposisi kebun plasma yang dibina pihaknya mencapai 68% dari keseluruhan kebon yang ditangani. “Jadi alokasi plasma kami sudah jauh melebihi alokasi minimal yang diwajibkan aturan yang cuma 20%. Kami itu sudah di atas 60%," katanya.