Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CAEXPO: Indonesia Pacu Ekspor ke Tiongkok

Indonesia berkomitmen mengurangi defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dengan meningkatkan volume ekspor pada produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, NANNING, Guangxi--Indonesia berkomitmen mengurangi defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dengan meningkatkan volume ekspor pada produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisna Murti menuturkan Tiongkok adalah negara mitra dagang utama Indonesia meskipun neraca perdagangan Indonesia terhadap China masih defisit.

"Tetapi potensinya masih cukup besar sehingga Indonesia hadir dengan paviliun yang cukup besar dalam pameran China ASEAN Expo 2014," ujarnya seusai pembukan China-ASEAN Expo 2014 di Nanning, Selasa (15/9).

Wamendag mengungkapkan pada pameran perdagangan tersebut Indonesia membawa 150 pengusaha dan eksibitor yang terlihat perkembangn positif setiap tahunnya. Hal itu, terindikasi dari pada tahun lalu transaksi ritel mencapai US$3 juta dan masih ada transaksi kontrak setelah pameran.

Menurutnya, Indonesia selama ini lebih banyak menampilkan produk kerajinan, sehingga ke depan seharusnya mulai menampilkan produk-produk teknologi yang sudah advance.

Tujuannya untuk mengimbangi perusahaan China yang lebih banyak menampilkan produk industri yang memiliki nilai perdagangannya lebih besar. "Ke depan ini menjadi tantangan untuk lebih jauh melakukan penetrasi produk industri dan produk berteknologi tinggi," tegasnya.

Selama ini, komoditas ekspor terbesar Indonesi ke China masih didominasi kerajinan, barang konsumsi, tekstil dan garmen, dan makanan olahan.

Dari skala volume, lanjutnya, China merupakan pasar terbesar ekspor Indonesia sehingga perlu mencari produk yang memiliki nilai perdagangan besar yang selama ini secara total masih berbasis komoditas termasuk sawit dan batu bara.

"China memiliki pasar besar dengan impor negaranya sekitar US$1,1 triliun dan Indonesia baru bisa berkontribusi sekitar US$23 miliar pada tahun lalu termasuk migas."

Sementara itu, Direktur Jenderal Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak menambahkan diversifikasi ekspor disrahkan pada produk-produk prospektif yang memiliki perkembangan ekspor dari 2009--2013 tumbuh di atas 10% seperti kayu olahan, alas kaki, kerajinan, produk perikanan yang akan memperbesar akses pasar RI ke China.

Dia menyebutkan terdapat 89 komoditas unggulan RI untuk pasar China yang dikelompokan ke dalam klaster makanan, furnitur, pakaian, kerajinan.

"Di antaranya yang ditampilkan dalam China-ASEAN Expo ini. Transaksi ritel dari pameran pada 2012 sekitar US$2,28 juta dan pada 2013 sekitar US$3 juta. Tahun ini diharapkan akan ada peningkatan sekitar 10%-15%."

Hasan Kosasih, Wasekjen Kadin Indonesia Komite Tiongkok mengatakan hambatan perdagangan di dalam negeri terlebih dahulu harus dibenahi terutama Indonesia harus membenahi infrastruktur dan belajar pada China untuk membangun infrastruktur yang murah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper