Bisnis.com, JAKARTA - PT Jababeka Tbk melalui anak usahanya PT Banten West Java Tourism Development Corporation melakukan usaha patungan dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Kerjasama tersebut dalam bentuk pengembangan Cruise Terminal atau pelabuhan dan kawasan Marina yang yang memakan dana US$50 juta di atas lahan seluas 50 hektar dan akan dibangun pada November mendatang.
Direktur Utama PT Jababeka Tbk S.D. Darmono mengatakan pembangunan KEK Tanjung Lesung ke depannya akan lebih diorientasikan bagi pengembang lokal bukan investor luar negeri.
"Makanya kami kerjasama dengan BUMN, dana juga patungan. Kalau bisa dikerjakan sendiri oleh orang dalam negeri, mengapa harus mengajak investor asing untuk investasi di pariwisata kita," katanya kepada Bisnis.
Untuk proyek Cruise Terminal, Jababeka dengan Pelindo II berencana membangun 600 dermaga di mana komposisinya 300 dermaga untuk kapal publik sedangkan 300 dermaga lainnya untuk kapal pesiar pribadi.
Direktur Utama Pelindo II R.J. Lino mengatakan di sekeliling Cruise Terminal akan dibangun kawasan Marina yang terdiri dari perumahan tapak, hotel dan villa.
"Fokus utama adalah membangun pelabuhan berisi 600 dermaga untuk mengembangkan jalur pelayaran di kawasan Tanjung lesung kemudian bertahap mengembangkan kawasan Marina," katanya dalam kesempatan yang sama.
Seperti diketahui, akses ke Tanjung Lesung saat ini hanya dapat ditempuh melalui moda transportasi darat saja. Pengembangan pelabuhan merupakan proyek pertama di kawasan Banten di mana khusus diperuntukkan untuk kapal pesiar dan bukan kapal barang seperti di Pelabuhan Merak.
R.J Lino memprediksikan, dengan adanya pelabuhan baru, angka turis yang datang ke Tanjung Lesung mencapai 3.000 perbulan dan 40.000 per tahun.
Darmono kembali menjelaskan, pembangunan pelabuhan akan dimulai pada November tahun ini dan selambat-lambatnya pada Maret tahun depan tergantung kondisi cuaca. "Jika musim hujan, kami terpaksa menunda pembangunan karena terkait tanah yang becek."
Proyek yang ditargetkan memakan waktu 3 tahun tersebut membutuhkan biaya pengerukan alur senilai Rp1 juta/m2. Jika telah rampung prosesnya, tanah di kawasan pelabuhan akan dijual Rp3 juta-Rp5 juta/m2 untuk kawasan Marina.