Bisnis,com, JAKARTA—Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap meningkatnya harga barang di Indonesia bisa diminimalisir jika pemerintah secara serius mulai menggenjot penggunaan bahan bakar gas (BBG).
Chief Investment Officer PT Eastspring Investments Indonesia Ari Pitojo mengatakan harga barang bisa tidak atau sedikit naik jika peran BBM kecil dalam proses produksi dan distribusinya.
“Di Argentina saat ini hampir 60% bahan bakar sektor transportasi dari BBG. Saya harap-harap cemas bahwa pemerintahan Indonesia selanjutnya bisa melihat kesempatan ini dan berkomitmen,” ujar Ari dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (6/9/2014).
Menurut Ari, hingga kini Indonesia masih tergantung pada minyak untuk menggerakan ekonominya. Tercatat, konsumsi energi dari BBM di Indonesia mencapai 43,77%.
Sementara, konsumsi BBG, coal, hydro-electricity, dan energi terbarukan masing-masing baru sebesar 20,52%, 32,27%, 2,08%, dan 1,36%.
Padahal, Ari menjelaskan harga BBG akan jauh lebih murah dibanding bahan bakar lainnya. Selain itu, BBG menjadi alternatif tercepat yang bisa dikembangkan di Indonesia jika ada keinginan kuat unutk melaksanakannya.
Ari mencontohkan Argentina yang mampu membangun jaringan distribusi di 18 provinsi dan 255 kota serta mendirikan 1200 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) hanya dalam waktu kurang dari 5 tahun. Dengan begitu, kini Argentina lebih mengkonsumsi BBG untuk menggenjot perekonomiannya,