Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerja Sama Perumnas dan Investor China Molor Lagi

Kerjasama antara Perum Perumnas dan investor asal China yaitu China Metallugrical Group Corporation Overseas Company terkait pembangunan kota baru di kawasan Tangerang harus mundur dari target yang ditetapkan.
Logo Perumnas/JIBI
Logo Perumnas/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kerjasama antara Perum Perumnas dan investor asal China yaitu China Metallugrical Group Corporation Overseas Company terkait pembangunan kota baru di kawasan Tangerang harus mundur dari target yang ditetapkan.

Hal ini disebabkan belum adanya mandat yang dikeluarkan dari Menteri Perumahan Rakyat. Program kota baru tersebut merupakan program government to government di mana Perum Perumnas ditunjuk sebagai BUMN pengembang yang bekerjasama  dengan investor China.

Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief mengatakan pihak China Metallugrical telah menggelontorkan  pinjaman dana sebesar Rp2,7 trilun untuk pengembangan kota Maja, Parung Panjang dan Tenjo. Namun saat ini masih dalam tahap pembahasan.

"Bolanya adanya di Kemenpera. Master plannya juga lagi digarap Kemenpera. Ya harusnya sudah mulai dibangun akhir tahun lalu tapi belum ada kabar hinga sekarang. Ya tunggulah sampai pemerintahan baru," katanya saat ditemui Bisnis di Wisma Perumnas, Jakarta Timur, Senin (12/8/2014).

Rencananya, pengembangan kota baru tersebut, akan dimulai dari Maja dan Parung Panjang baru kemudian menyasar ke  Tenjo.

Himawan menjelaskan awal pembangunan akan dimulai tahun depan pada Masa Menpera baru.

"Pembangunan akan dimulai dari infrastruktur jalan dan prasarana kota supaya layak kemudian baru membangun permukiman," ujarnya.

Rencana awal pada diskusi Perumnas dan Investor China pada akhir tahun lalu, akan lebih menitikberatkan pada pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) di tengah kota.

Namun, setelah ditimbang dengan pihak Kemenpera, pembangunan kota baru di kawasan tangerang akan dikembangkan sistem mix-used.

"Pemukiman akan dibangun dengan design tematik apakah kota industri atau pariwisata tergantung ekonomic base nya. Setelah itu baru dibangun rumah tapak dan rusun," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper