Bisnis.com, GORONTALO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara optimistis daerah ini mampu mengekspor cabai rawit hingga keluar negeri, seperti Filipina, dan memasok ke provinsi lainnya di Indonesia.
Wakil bupati (Wabup) Gorontalo Utara Roni Imran mengungkapkan cita-citanya bahwa jika produksi cabai terus tinggi maka pemkab bisa mencarter pesawat khusus untuk ekspor komoditi tersebut.
Untuk mewujudkan mimpi ini, kata Wabup yang baru menjabat 8 bulan mendampingi bupati Indra Yasin ini, dibutuhkan komitmen yang tinggi dalam meningkatkan produksi cabai lokal yang kualitasnya sangat bersaing.
“Kantong-kantong produksi cabai harus didukung penuh, agar mampu memproduksi cabai rawit secara berkesinambungan, seperti Kecamatan Tolinggula, Biawu, Sumalata, Tomilito, Kwandang, dan Atinggola yang telah berhasil, bahkan para petani mampu menanam cabai lebih dari 4.000 pohon,” ujarnya, Senin (11/8/2014).
Langkah awal yang akan dilakukan pemerintah daerah kata Wabup, yaitu membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan menampung produksi pertanian di daerah ini, termasuk mengatur harga beli di tingkat petani agar tidak anjlok, sebagai upaya menjaga stabilitas harga.
BUMD akan membeli produksi pertanian langsung dari petani, kemudian dijual di pasaran dengan harga yang tidak merugikan petani agar produksi pertanian di daerah ini terkelola dengan baik melalui wadah yang akan menampung produk-produk unggulan yang dihasilkan petani lokal.
Kebanyakan produksi pertanian masuk dan ke luar daerah ini tanpa terkontrol, akibatnya petani sering mengalami kerugian karena stabilitas harga tidak mampu terjaga. "Dengan adanya BUMD, diharapkan target-target produksi dan ekspor komoditi pertanian unggulan di daerah ini mampu tercapai," ungkap Wabup.
Pantauan Antara di sejumlah pasar tradisional daerah ini, harga cabai rawit masih berkisar Rp7.000-Rp10.000 per kilo gram. Harga ini sudah berlaku sejak awal bulan Ramadhan lalu.