Bisnis.com, JAKARTA---Masuknya investor asing ke Indonesia dianggap tidak membahayakan posisi pengembang lokal. Malah, fenomena ini menjadikan pasar properti semakin menarik persaingannya.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghada mengatakan tahun 2015 menjadi ajang masuknya investor asing yang mengembangkan properti di Indonesia. Sebut saja pengembang asal China, Korea Selatan dan Jepang.
Hal ini disebabkan para investor asing melihat potensi pertumbuhan properti yang cukup bagus di Indonesia dengan harga yang masih relatif rendah.
Meski Indonesia didera perlambatan pasar properti pada 2013 hingga semester I/2014,kondisi ini tidak menyurtkan pengembang asing menjatuhkan pilihan investasi di Indonesia.
Pasar properti di China, Korea Selatan dan Jepang sedang jatuh, pertumbuhannya juga sangat kecil. Pengembang asal negara tersebut tidak mau ambil risiko, katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Ali menambahkan investor asing akan masuk ke Indonesia pada 2015 untuk melakukan survey pasar. Pengembangan properti akan dilaksanakan sekitar 2016 hingga 2017.
Namun, tambah Ali, dengan masuknya investor asing, para pengembang lokal tidak akan kalah saing. Salah satu contoh adalah kasus pengembang asal Singapura, Keppel Land Singapore.
"Mereka terlalu PD [percaya diri] masuk ke pasar Indonesia, tapi kalah saing juga kan dengan pengembang lokal," katanya.
Seperti diketahui Keppel Land Singapura menyerahkan 100% saham Jakarta Garden City (JGC) kepada PT. Modern Land Realty tbk. Kini proyek yang telah dibangun 1.000 unit rumah di atas lahan seluas 290 hektar tersebut telah dihuni 800 kepala keluarga.
Menurut Ali, pengembang asing tersebut gagal mematenkan proyeknya di Indonesia karena mereka serta merta membawa atmosfer Singapura ke Indonesia.
Yang saya lihat para investor asing akan join dengan pengembang lokal, mereka tidak berani bertindak sendiri, katanya.
Sementara itu, Managing Director PT Modernland Realty Tbk Andy K Natanael mengatakan masuknya pengembang asing tidak akan menjadi masalah dan tidak akan mengancam eksistensi pengembang lokal.
Pengembang asing dinilai tidak mengetahui pasar Indonesia dan tidak dapat membaca keinginan konsumen Indonesia.
"Jika tidak tahu pasar bagaimana bisa jual. Peran mereka [pengembang asing] hanya sebatas menanam modal. Yang tahu perizinan, habit, lokasi dan sistem penjualan ya orang lokal," katanya saat ditemui Bisnis.