Bisnis.com,JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menilai pemerintah terlalu mendadak dalam memutuskan pembatasan solar bersubsidi untuk kapal nelayan diatas 30 GT.
“Yang pasti pemerintah terlalu mendadak, jadi langsung membuat panik nelayan,” kata Yugi saat dihubungi Bisnis, (4/8/2014).
Dalam jangka pendek, Yugi menyatakan bahwa dampaknya akan sangat terasa oleh nelayan.
“Akan berpengaruh, biaya produksi mereka itu kan 60% di solar. Sudah seperti nafas kedua, dengan begini akan kacau biaya operasionalnya,” katanya.
Kebijakan tersebut dapat menurunkan produksi ikan tangkap yang ditargetkan mencapai 6,08 juta ton tahun ini.
“Usul mesti buat sendiri khusus nelayan, karena policy ini akibatnya akan menyusahkan nelayan,” tutur Yugi.
Terhitung 4 Agustus 2014, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sepakat membatasi pemakaian solar bersubsidi untuk stasiun pengisian bahan bakar nelayan dan solar packed diesel nelayan. Adapun alokasi solar bersubsidi lebih dikhususkan untuk kapal nelayan dibawah 30 GT.
Pemangkasan ini dilakukan untuk menjaga kuota BBM subsidi pada APBN Perubahan 2014 sebesar 46 juta kiloliter agar tidak habis pada bulan November 2014, seperti yang gencar diprediksikan.