Bisnis.com, JAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim sekaligus Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Suhana mengatakan Indonesia sebaiknya mendorong pengembangan ikan hias.
Selama ini pemerintah lebih banyak memperhatikan pemasaran ikan konsumsi.
Dia mengatakan bahwa Indonesia sekarang merupakan pusat ikan hias di Asean, dan berada pada 3 besar negara eksportir ikan hias terbesar di dunia, sehingga potensi tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
“Sebelumnya Singapura memang memimpin, tapi sejak 2009 Indonesia mengubah ekspor dengan langsung menuju ke negara tujuan ekspor. Setelahnya, Indonesia menjadi pusat ikan hias di Asean dengan berada di posisi 3 dunia,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (16/7/2014).
Permasalahannya, lanjut Suhana, pembudidaya ikan hias masih minim pembinaan dari pemerintah.
“Meskipun, dengan minim pembinaan kita sudah berada di posisi tiga dunia. Asumsi saya, kita bisa jadi negara terbesar di dunia jika pemerintah terus membina pengembangan ikan hias di Indonesia dan langsung tujukan ke negara tujuan ekspor. Di jepang saja kita sudah nomor satu,” tuturnya.
Suhana mengatakan pemerintah juga perlu memperhatikan benih unggul dan harus diregenerasi agar mendapatkan benih-benih baru yang berkualitas.
Dia juga mengatakan pengembangan ikan hias seharusnya diperhatikan oleh Presiden mendatang untuk menggenjot devisa negara.
“Kebetulan dua capres memiliki perhatian yang luas terhadap maritim, tapi jangan hanya di sektor konsumsi. Karena harus ada produk baru, dan ikan hias ini bisa menjadi lumbung penyumbang devisa yang potensial karena 100% eskpor, sedangkan ikan konsumsi masih ada yang kita impor,” katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis, produksi ikan hias memang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak 2009, produksi ikan hias melonjak hingga 473,66 juta ekor.
Pada 2013 lalu, produksi ikan hias di Indonesia mencapai 1.040 juta ekor, setelah pada 2012 mencapai 938 juta ekor.