Bisnis.com, JAKARTA -- Pengembang kondotel (kondominium-hotel) di Bali perlu memperhatikan kondisi penurunan okupansi hotel yang terjadi sejak 4 tahun terakhir.
Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan sempat terjadi kenaikan okupansi hotel pada 2010 lalu, dengan kisaran di atas 80%.
Peningkatan tersebut direspons langsung oleh pengembang, sehingga banyak pasokan baru yang masuk ke pasar saat ini.
"Untuk seluruh level hotel, mulai dari bintang 3, 4, dan 5 berada pada okupansi sekitar di bawah 70% saat ini.
Diharapkan pertumbuhan wisatawan ke depan dapat mendongkrak tingkat hunian," katanya, Rabu (16/7/2014).
Banyak pengembang yang memberikan penawaran cukup menarik bagi investor.
Umumnya, seperti points free stay setiap tahun, jaminan pengembalian modal di tahun-tahun pertama, dan skema pembagian keuntungan setelah periode garansi.
Hal inilah yang menjadikan investasi di kondotel tetap dianggap menarik.
"Kemungkinan nantinya tingkat penjualan akan berkurang, tapi tergantung dari masing-masing proyek, melihat lokasi pembangunan dan performa hotel itu sendiri nantinya. Sekarang sekitar 90% unit kondotel yang dikembangkan sudah terjual," tambah dia.
Ke depan, sambungnya, ada kemungkinan pemberian subsidi tambahan dari pengembang kepada pemilik karena tingkat okupansi hotel tidak mencapai besaran yang dijanjikan.