Bisnis.com, JAKARTA--Perlambatan ekonomi yang terjadi setahun belakangan, tidak memengaruhi penyerapan kondominium sepanjang semester I/2014 ini.
Managing Director Cushman & Wakefield Indonesia David Cheadle mengatakan pasar kondominium berjalan positif sepanjang awal tahun ini.
Berbagai kondisi yang diperkirakan dapat memperlambat kondisi penyerapan, tidak terbukti.
"Ke depannya kami memperkirakan pasar kondominium tetap berjalan bagus, baik dari sisi pasokan ataupun harga. Selain itu, tingkat okupansi juga tumbuh. Pelemahan pada makro ekonomi ternyata tidak mempengaruhi penjualan," katanya, Rabu (16/7/2014) malam.
Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo menuturkan sekitar lima tahun lalu, pembelian kondominium 80% didasari niatan investasi.
Kini, persentase pembelian kondominium untuk digunakan sendiri semakin meningkat, dan berkisar 50%-50% dengan investor.
"Karena traffic yang semakin padat, harga tanah semakin mahal, dan mendapatkan rumah juga semakin sulit, akhirnya pola hidup masyarakat mulai bergeser. Alasan pembelian bukan lagi untuk investasi, tapi ada faktor kebutuhan juga di sini," ungkapnya.
Kondominium pada awalnya ditujukan kepada ekspatriat. Namun, kebutuhan dari masyarakat domestik untuk tinggal di hunian vertikal menjadi semakin tinggi. Pada akhirnya, permintaan kondominium pun tumbuh.
Adapun dari jumlah 11 proyek kondominium baru, terdapat 7 proyek di antaranya terletak di Tangerang. Artinya, ujar Arief, tren pembangunan kondominium semakin ke pinggiran Jakarta. Karena harga tanah yang sangat tinggi, kondominium yang dikembangkan di dalam Jakarta hanya bisa menyasar kelas atas.