Bisnis.com, JAKARTA— Dari total kalangan industri makanan dan minuman skala menengah besar nasional masih menggantungkan konsumsi bahan pendukung pada produk impor, padahal beberapa komoditas berpotensi dikembangkan menjadi bahan pendukung yang mempunyai nilai tambah tinggi.
Purwiyatno Hariyadi, Direktur South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan teknologi bahan makanan telah maju sangat pesat dalam menjawab pertumbuhan dan perubahan permintaan konsumen di seluruh dunia.
Menurutnya Indonesia diharapkan tidak melewatkan kesempatan ini, guna mengimbangi pertumbuhan industri mamin yang tiap tahunnya mencapai dua digit.
“Sejauh ini pengolahan beberapa komoditas seperti kelapa sawit masih menghasilkan minyak goreng atau CPO. Belum diolah menjadi food ingredient yang mempunyai value edit yang luar biasa,” tuturnya saat konferensi pers Pameran Food Ingredient Asia, di Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Saat ini baru industri kecil menengah (IKM) yang memulai menciptakan pengadaan bahan pendukung lokal. Hanya saja, proses produksinya masih menggunakan cara tradisional dan standarnya berubah-ubah.
Berikut ini beberapa komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pendukung industri makanan dan minuman:
- Kelapa sawit: karotenoida, tokotrienol
- Buah merah: minyak buah merah
- Manggis: polifenol
- Ekstrak bahan alam: coklat, cengkeh, kopi, vanila, teh dan lainnya.