Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BLOK CEPU MOLOR: Lifting 2015 Anjlok Sampai 830.000 Bph

Molornya kembali peningkatan produksi Blok Cepu membuat asumsi lifting minyak mentah sebagai landasan pendahuluan RAPBN 2015 berada di kisaran 830.000-900.000 barel per hari (bph).
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Molornya kembali peningkatan produksi Blok Cepu membuat asumsi lifting minyak mentah sebagai landasan pendahuluan RAPBN 2015 berada di kisaran 830.000-900.000 barel per hari (bph).

Kisaran ini jauh dari kisaran awal yang diajukan pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan fiskal, yakni 900.000-920.000 bph.

Perubahan asumsi lifting minyak ini setelah Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit meninjau lebih lanjut patokan hasil pembahasan dengan komisi VII yang berada di kisaran 830-870.000 bph.

“Ini kok batas bawahnya saja tidak bisa menyentuh asumsi awal yang diajukan pemerintah [900.000 bph],” ujarnya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Selasa (8/7/2014).

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan ada angka terbaru dalam produksi Blok Cepu yang membuat asumsi lifting minyak hanya maksimal 870.000 bph. Menurutnya, kisaran 830.000-870.000 bph masih realistis dicapai.

Dia pun meminta Johanes Widjonarko sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas untukmenjelaskannya kepada Banggar. Johanes mengatakan peningkatan produksi atau ramp-up yang tadinya diprediksikan pada November 2014 ternyata meleset kembali setelah sebelumnya molor dari Agustus 2014. Ramp-up kembali diprediksi pada Maret atau April 2015.

Menurutnya, jika rampup terjadi pada Maret 2015, produksi bisa sampai puncak pada Juli 2015. Namun, bila terjadi pada April 2015, puncak produksi baru terjadi pada Agustus-September 2015 yakni sebesar 165.000 barel per hari.

“Kalau Agustus ramp-up sebenarnya produksi bisa 900.000 bph. Kalau kita bisa ramp-up Desember 2014 maka bisa capai 870.000 bph. Realistisnya sekitar 845.000 bph kalau dengan ramp-up April. Kita lakukan evaluasi. Jika persoalan sudah beres semua, tinggal memacu sisi penyelesaian akhir saja,” kata Johanes.

Dia pun mengatakan adanya hambatan terkait perizinan, khususnya untuk memasok peralatan konstruksi. Pihaknya mengatakan terus melakukan penyesuaian dengan komunikasi dengan pihak daerah terkait.

Selain itu, menurutnya ada juga masalah dalam ketersediaan sumber daya manusia yang dapat berkontribusi dengan baik. “Kontruksi sebetulnya sudah hampir selesai, komisioning secara parsial sudah.”

Melihat kondisi tersebut, anggota Banggar Dolfie OFP menilai pemerintah tidak kredibel dalam melakukan perencanaan terutama produksi minyak.

Dengan molornya ramp-up Blok Cepu Pada November, asumsi lifting pada APBNP 2014 818 barel per hari yang baru saja disepakati beberapa waktu lalu dikhawatirkan akan meleset lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (8/7/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper