Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LNG TANGGUH: RI dan China Sepakati Perhitungan Harga

Pemerintah RI akhirnya mencapai kesepakatan baru dengan Pemerintah Tiongkok terkait penetapan harga jual gas Lapangan Tangguh ke Fujian yang didasarkan pada perubahan harga pasar.
Pengapalan LNG. RI dan China sepakati perhitungan harga dari kilang Tangguh/Reuters
Pengapalan LNG. RI dan China sepakati perhitungan harga dari kilang Tangguh/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah RI akhirnya mencapai kesepakatan baru dengan Pemerintah Tiongkok terkait penetapan harga jual gas Lapangan Tangguh ke Fujian yang didasarkan pada perubahan harga pasar.

Menurut Menteri ESDM Jero Wacik, dengan skema penetapan harga yang baru tersebut, Pemerintah RI berpeluang memperoleh hasil US$20,8 miliar sampai dengan akhir masa kontrak baru pada 2034.

Hal itu dikemukakan Jero usai melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri bidang perekonomian di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/6/2014).

“Akhirnya minggu lalu Fujian RRT sepakat harga patokan JCC itu dilepas dari patokan harga. Jadi berapa pun harganya akan mengikuti,” katanya.

Jero memaparkan dasar perhitungan yang digunakan untuk menetapkan harga jual gas tersebut mengalami pergeseran dari kontrak sebelumnya yang dibuat pada 2002. Ketika itu, harga jual gas ditetapkan sebesar 5,25% x  JCC (Japan Crude Cocktail) harga minyak di Jepang. Saat ini, lanjutnya, dasar perhitungan yang digunakan adalah 0,065 JCC + 1,5.

“Per hari ini, jadi mulai besok tanggal 1 Juli, harganya adalah 6,5% x JCC + 1,5 besaran. Kalau JCC-nya US$100 per barel pada bulan lalu, harga jual gasnya menjadi US$8 per juta kubik feet. Kalau harga JCC nanti menjadi US$110 per barel, maka harga jual jadi US$8,65 per juta kubik feet,” ujar Jero.

Dia mengatakan penghitungan yang akan digunakan untuk menetapkan harga jual gas tersebut mulai berlaku per Selasa (1/7/2014).

“Ini kenaikan luar biasa dan ini kesepakatannya naik terus,” ujarnya.

Dia memroyeksikan harga jual gas pada 2015 akan naik menjadi US$10,3 per juta kubik feet, kemudian pada 2016 menjadi US$12 per juta kubik feet, dan pada 2017 menjadi US$13,3 dolar per juta kubik feet.

“Kontrak berlaku sampai 2034. Kalau harga ini bertahan sampai dengan 2034, maka rata-ratanya nanti jatuhnya pada US$12,8 per juta kubik feet. Ini kenaikannya empat kali lipat dibandingkan dengan 4 tahun lalu,” lanjut Jero.

Dia menambahkan dengan adanya perubahan penetapan harga tersebut, potensi penerimaan negara dari penjualan gas Tangguh pun turut meningkat.

“Saya hitung berapa potensi pendapatan negara sampai akhir masa kontrak. Kalau pakai harga yang sebelumnya, kita mendapatkan US$5,2 miliar sampai 2034. Dengan harga yang baru, kita dapat hasil US$20,8 miliar sampai 2034.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper