Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kembali menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang, yang sempat mati suri selama dua tahun.
Berdasarkan catatan Bisnis, pembangkit tersebut terpaksa dimatikan sejak Oktober 2012 lalu oleh Dahlan Iskan yang saat itu menjadi Direktur PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Penghentian itu dilakukan demi tercapainya target pemerintah untuk penghematan bahan bakar minyak (BBM) sebesar satu juta kiloliter.
Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan keputusan menggunakan BBM terpaksa dilakukan untuk memenuhi kekurangan pasokan listrik dari beberapa pembangkit di wilayah Jawa-Bali.
“Pakai minyak lagi, sementara harus begitu karena tidak ada pilihan lain,” katanya di Jakarta, Selasa (24/6).
Suryadi memastikan pemakaian BBM tidak akan terlalu banyak. Pasalnya, pemakaian pembangkit tidak dimaksimalkan sejumlah kapasitas terpasang. Kalau di situ 2000 Megawatt, jelasnya, paling hanya dioperasikan sekitar 500 MW atau satu blok.
“Hanya dioperasikan ketika beban puncak saja,” ujarnya.
Sebelumnya, Suryadi menyatakan PLTGU berkapasitas 1.033 MW tersebut commissioning dengan menggunakan gas pada 12 Mei 2014. PLTGU Tambak Lorok telah mendapatkan kepastian pasokan gas dari Lapangan Gundih yang dioperasikan PT Pertamina EP sebanyak 30 miliar british thermal unit per hari (BBTUD).
Awal Mei lalu Suryadi menyatakan pasokan gas akan masuk secara bertahap mulai pertengahan Juni secara bertahap 10 BBTUD, selanjutnya naik menjadi 20 BBTUD dan 30 BBTUD.
Namun, sampai saat ini pasokan gas belum masuk ke Tambak Lorok. Menurutnya, Pertamina masih melakukan proses perbaikan alat penghilang gas hidrogen sulfida (H2S).
“Pertamina menargetkan pasokan gas dari Lapangan Gundih akan masuk pada awal Juli nanti,” ungkapnya.
Nantinya, pasokan gas akan dialirkan melalui pipa sepanjang 120 kilometer dari Lapangan Gundih-Pertamina EP. Pipa tersebut telah siap digunakan sejak dua tahun lalu dan bisa mengalirkan gas sejak Juli 2013.
Pemerintah telah menghitung potensi penghematan sebesar Rp2 triliun per tahun jika PLTGU Tambak Lorok dioperasikan menggunakan bahan bakar gas.
PLTGU Tambak Lorok memiliki dua blok, masing-masing blok terdiri dari gas turbin 2x100 Megawatt (MW) dan steam turbine 1x185 MW.