Bisnis.com, JAKARTA- Terminal Petikemas Semarang (TPKS) yang berada di bawah kendali PT Pelabuhan Indonesia III mengalami peningkatan arus petikemas, untuk itu perseroan menambah pembelian alat bongkar muat.
Direktur Pelindo III Husein Latief mengatakan pembelian alat itu salah satunya dipicu meningkatnya arus petikemas di TPKS. Setiap tahun, arus petikemas yang melalui TPKS meningkat antara 9-10%.
Pada 2013 arus petikemas mencapai 498.717 TEU’s, meningkat dari tahun sebelumnya dimana hanya tercatat 457.152 TEU’s.
Guna meningkatkan pelayanan, Pelindo III membeli 11 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) dan melakukan penambahan dermaga sepanjang 105 meter dan perluasan lapangan penumpukan seluas 5,4 hektar.
Nantinya, kesebelas ARTG itu akan digunakan untuk kegiatan bongkar muat di lapangan penumpukan.
“Kami juga akan menambah 2 unit container crane untuk ditempatkan di dermaga 105 meter yang kini sedang dibangun. Investasi ini kami lakukan untuk meningkatkan layanan kerja yang selama ini didambakan oleh para pengguna jasa pelabuhan,” katanya, Minggu (8/6/2014).
ARTG yang dibeli oleh Pelindo III itu menggunakan sistem otomatis dan digadang-gadang menjadi yang pertama di dunia. “Secara perlahan nanti akan beralih ke sistem otomatis, karena lebih efisien, ramah lingkungan, dan tentunya dapat menekan kecelakaan kerja,” lanjutnya.
Pemimpin Proyek Pengadaan ARTG Robby Dayoh menjelaskan kelebihan ARTG jika dibandingkan dengan alat serupa yang menggunakan sistem manual. Menurutnya, perbedaan yang paling mendasar terletak pada sistem operasinya.
Alat tersebut bekerja secara otomatis dan dikendalikan dari dalam ruang kendali. Berbeda dengan alat biasanya yang membutuhkan tenaga operator di atas alat.
“Kami rasa dari sisi perawatan juga akan lebih mudah jika dibandingkan dengan sistem konvensional. Demikian halnya dengan penggunaan sumber daya, jika yang konvensional masih menggunakan solar, yang ini sudah seluruhnya menggunakan listrik,” jelas Robby.
Pembelian 11 ARTG itu dipastikan akan selesai pada tahun 2015 mendatang. Alat tersebut menggunakan teknologi-teknologi Eropa, khususnya dari Finlandia, negara asal Konecranes.