Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menilai kondisi monter di Indonesia sudah terlalu ketat. Ruang bagi kebijakan perekonomian baru saat ini hanya ada di sektor riil dan fiskal.
Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan upaya pengetatan moneter di Indonesia sudah maksimal. Pengetatan moneter lebih lanjut, jelasnya, justru akan menghentikan kegiatan ekonomi di Tanah Air.
“Moneternya sekarang sudah tight, kalau sudah tight begini jangan di-tightening lagi. Kalau diperketat lagi, berhenti ini ekonomi. Moneter sudah cukup,” kata Chairul Tanjung yang lebih dikenal dengan CT di Istana Negara, Senin (9/6/2014).
CT menjelaskan, dalam kondisi moneter yang ketat, pilihan kebijakan ekonomi yang tersisa adalah kebijakan fiskal dan kebijakan bagi sektor riil.
Pemerintah akan mempertimbangkan semua opsi kebijakan yang bisa diambil untuk memudahkan dunia usaha meningkatkan kinerja ekspor untuk memperbaiki neraca berjalan Indonesia.
Perbaikan neraca, lanjutnya, juga diupayakan melalui upaya menahan laju impor.
Namun, CT menegaskan, pemerintah tidak akan gegabah menggunakan instrumen fiskal pada produk impor yang justru memperberat kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
Menko juga membenarkan rencana pemerintah mengeluarkan aturan baru mengenai insentif pengurangan pajak (tax allowance) bagi investasi dalam bidang usaha tertentu.
Revisi poin peraturan pemerintah mengenai tax allowance, jelas CT, akan beracuan pada kepentingan nasional dan mengesampingkan kepentingan sektor industri tertentu.
“Kepentingan nasional di atas kepentingan sektoral, tidak boleh ada lagi kementerian yang memikirkan kepentingan sektoral. Saya sudah meminta revisi tax allowance ini segera diselesaikan,” kata kata CT.