Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosmelt Batal Bangun Smelter

PT Indosmelt akhirnya menunda groundbreaking pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter tembaga hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosmelt akhirnya menunda groundbreaking pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter tembaga hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Seharusnya, pembangunan pabrik berkapasitas serap 500.000 ton konsentrat tembaga tersebut dimulai selambat-lambatnya pada bulan ini.

Direktur Utama Indosmelt Natsir Mansyur menuding kegagalan pembangunan ini terjadi lantaran tidak mendapat kepastian alokasi bahan baku konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara. Pihaknya kesulitan mendapat kredit dari lembaga keuangan lantaran tidak adanya kepastian tersebut.

“Iya, pembangunan smelter tembaga kami mundur hingga waktu yang tidak bisa dipastikan. Intinya kami menunggu kuota dari Freeport dan Newmont, kalau tidak segera ditetapkan, kami akan langsung bekerja,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (27/5/2014).

Ia mengungkapkan akibat penundaan ini, pihaknya harus menanggung kerugian materiil yang tidak sedikit. Selain itu, pihaknya juga terpaksa membatalkan kontrak kerja dengan beberapa rekanan jasa kontraktor yang sedianya akan menggarap pembangunan pabrik tersebut.

Sebagai catatan, Indosmelt menjalin kerjasama dengan PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara yang tertuang dalam perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales purchase agreement/CSPA) dan sudah ditanda tangani sejak awal tahun ini.

Karena itulah, Natsir berharap pemerintah bersedia memediasi atau menjadi penengah terkait sikap Freeport dan Newmont tersebut.

“Saya mengerti bahwa ini adalah perjanjian yang dilandaskan pada kesepakatan bussiness to bussiness, tetapi kan pemerintah juga berkewajiban menjalankan hilirisasi mineral. Jadi saya harap peran serta pemerintah untuk membantu menengahi masalah ini,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper