Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosmelt Berencana Go-Public di Akhir 2015

PT Indosmelt berencana melakukan penawaran saham perdana (initial public offering) pada akhir 2015. Rencananya, perusahaan akan melepas saham hingga 49% untuk mencari pendanaan senilai US$500 juta.
Indosmelt membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan smelter tembaga terintegerasi dengan gold refinery senilai US$1,5 miliar. /bisnis.com
Indosmelt membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan smelter tembaga terintegerasi dengan gold refinery senilai US$1,5 miliar. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosmelt berencana melakukan penawaran saham perdana (initial public offering) pada akhir 2015. Rencananya, perusahaan akan melepas saham hingga 49% untuk mencari pendanaan senilai US$500 juta.

CEO Indosmelt Natsir Mansyur mengatakan Indosmelt membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan smelter tembaga terintegerasi dengan gold refinery senilai US$1,5 miliar. Saat ini, perusahaan sudah melakukan pembicaraan dengan Bank Eksim Indonesia untuk mendapatkan pinjaman guna mendanai investasi tersebut.

“Sisanya, senilai US$500 juta kami ingin peroleh dari IPO. Setidaknya untuk membiayai investasi pembangunan gold-refinery. Kalau untuk smelter tembaga akan cari sendiri lewat bank juga,” kata Natsir di kantor Kemenperin, Senin (17/2/2014).

Sebagai penjamin emisi (underwriter), pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan dengan Kresna Sekuritas. “Tetapi masih sebatas pembicaraan, belum sepakat,” tambah dia.

Dengan investasi senilai US$1,5 miliar, Indosmelt akan mengolah konsentrat tembaga sebanyak 500.000 ton yang diperoleh dari PT Freeport Indonesia (70%) dan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) sebesar 30%.

Selanjutnya, pengolahan tersebut menghasilkan katoda tembaga dengan kapasitas 120.000 ton/tahun, emas dengan kapasitas 20 ton/ tahun, asal sulfat untuk bahan baku industri pupuk, dan terak tembaga (slag) kapasitas 300.000 ton/tahun untuk bahan baku pabrik semen.

“Serta menghasilkan anode slag dengan kapasitas 200.000 ton/tahun untuk industri emas. Ini yang masih memerlukan proses refinery-gold.”

Saat ini, pihaknya bersama dengan PT Freeport Indonesia dan PT NNT sudah menandatangani conditional sales and purchase agreement (CSPA). CSPA ini salah satunya memuat soal harga yang disepakati mengacu pada London Metal Exchange (LME).

Natsir menargetkan pada April ini sudah bisa melakukan ground breaking pembangunan smelter tembaga. Kemudian, untuk pembangunan refinery-gold menyusul pada 2015. Pihaknya membutuhkan waktu sekitar 3 tahun 4 bulan untuk bisa menyelesaikan pembangunan pabrik terintegrasi tersebut.

Diharapkan pada 2017, pabrik terintegrasi sudah bisa beroperasi. “Kami juga membutuhkan pasokan listrik, yang nantinya akan memanfaatkan pasokan dari PT Perusahaan Listrik (Persero) sebesar 100 MW.”

Pada sisi lain, Natsir mengusulkan agar pemegang izin usaha pertambangan (IUP) Khusus tidak perlu menyetor dana jaminan pembangunan smelter. Perlu diketahui, pemerintah sudah mengumumkan aturan mengenai dana jaminan bagi calon investor smelter sebesar 5%. Hal ini dilakukan agar investor membangun smelter dengan sungguh-sungguh.

“Kami mengusulkan agar pemegang IUP Khusus tidak diharuskan menyetor deposit 5%, karena yang harus membayar itu penambang yang membangun smelter, seperti Freeport dan Newmont. Kami pemegang IUP Khusus, kami bukan penambang,” jelas Natsir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper