Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi, Stabilitas Ekonomi Topang Pembangunan Nasional

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo terjaga di kisaran 5% di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian global
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo terjaga di kisaran 5% di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian global. Stabilitas ekonomi itu menopang tercapainya pembangunan di berbagai penjuru Tanah Air.

Dalam pidato penyampaian Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 atau APBN terakhirnya, presiden Joko Widodo membuka kembali ingatan soal capaian kepemimpinannya selama satu dekade terakhir, bahwa Indonesia merupakan negara yang tangguh dan mampu menjaga performa ekonominya dengan baik.

Perang dagang, gejolak geopolitik global, ancaman krisis, pandemi Covid-19, hingga ancaman perubahan iklim menimbulkan banyak bencana, sehingga menjadi tantangan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, ekonomi Indonesia mampu terjaga dengan baik.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjadi di kisaran 5,0%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4%," ujar Presiden Jokowi dalam Pidato Penyampaian RAPBN 2025 dan Nota Keuangannya di DPR, Jumat (16/8/2024).

Pada tahun pertama pemerintahan Presiden Jokowi, yakni 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01%. Tren itu terus bertahan pada tahun-tahun setelahnya.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi terjadi pada 2018, ketika perekonomian mampu tumbuh hingga 5,17%. Adapun, berdasarkan catatan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi global pada 2018 mencapai 3,1%.

Pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi tantangan semakin besar, tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China terus meningkat. Kondisi itu membuat aktivitas perdagangan kedua negara menurun, sehingga memengaruhi negara-negara lain yang menjadi mitra dagangnya, tidak terkecuali Indonesia.

Namun demikian, Indonesia tetap mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,02% pada 2019. Capaian pertumbuhan itu cukup tinggi dibandingkan sejumlah negara yang sangat terdampak oleh tekanan perang dagang.

Memasuki 2020, pandemi Covid-19 menyebar dan menghantam perekonomian secara global. Pandemi itu menimbulkan efek luka (scarring effect) yang cukup panjang, sehingga tidak hanya menekan perekonomian pada 2020, tetapi hingga tahun-tahun berikutnya.

Fondasi perekonomian yang kuat, hingga berbagai program dan insentif melalui program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) terbukti membuat Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19 sekaligus mencegah dampak tekanan ekonomi yang mendalam.

Dua tahun setelah pandemi Covid-19, yakni pada 2022 Indonesia mampu kembali mencatatkan pertumbuhan ekonomi di tren 5%.

10 Tahun Pemerintahan Presiden Jokowi, Stabilitas Ekonomi Topang Pembangunan Nasional

Capaian pertumbuhan ekonomi itu tidak lepas dari berbagai program utama yang membawa daya dorong tinggi, seperti hilirisasi sumber daya alam (SDA), hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Melalui kebijakan itu, Presiden Jokowi mendorong agar kekayaan alam Indonesia seperti nikel dapat diolah di dalam negeri, sehingga menyerap tenaga kerja dan memberikan nilai tambah sebelum hasil pengolahan itu diekspor ke mitra-mitra dagang.

Pengelolaan fiskal yang prudent juga menjadi instrumen utama yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus terjaga.

"APBN selama ini waktu dari mulai pandemi atau bahkan sebelum pandemi, kita selalu menjadi countercyclical dan shock absorber yang sangat efektif. Pasti itu bisa dilakukan saat APBN-nya kredibel, sehat, dan kuat. Selain masalah SDM dan infrastruktur untuk produktivitas, APBN terus dijaga tetap sehat, kuat, dan kredibel," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pada 2024 ini atau tahun terakhir masa kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 5,2%. Laju pertumbuhan ekonomi yang terjaga itu pun menopang stabilitas politik, sehingga transisi pemerintahan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto dapat berjalan mulus.

Stabilitas politik yang tercipta berkat laju ekonomi yang konsisten memungkinkan pemerintah bergerak cepat pada masa-masa kritis, seperti pengelolaan APBN saat pandemi Covid-19, maupun saat menerbitkan kebijakan demi penguatan ekonomi Tanah Air.

Fondasi ekonomi tersebut menjadi bekal yang kuat bagi pemerintahan Prabowo Subianto untuk melanjutkan cita-cita Presiden Jokowi agar perekonomian Indonesia terus terjaga, sehingga kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper