Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dinilai Berpengaruh Terhadap Perekonomian Dunia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I/2014 yang mengalami perlambatan di angka 5,21% ternyata berbanding terbalik dengan penilaian masyarakat internasional. Indonesia disebut-sebut sebagai negera yang berpengaruh terhadap perekonomian dunia.

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I/2014 yang mengalami perlambatan di angka 5,21% ternyata berbanding terbalik dengan penilaian masyarakat internasional. Indonesia disebut-sebut sebagai negara yang berpengaruh terhadap perekonomian dunia.

Menteri Keuangan, Chatib Basri mengatakan dalam presentasi yang dilakukan The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada pertemuan Bank Pembangunan Asia (ADB), Indonesia sudah masuk menjadi bagian dalam BRIICS.

BRIICS merupakan istilah yang dicetuskan ekonom Inggris Jim O'Neill untuk menyebut beberapa negara yang memiliki kekuatan ekonomi baru.

“Dulu I-nya satu [BRICS], sekarang dua [BRIICS], Brasil, Rusia, India, Indonesia, China,dan South Africa,” ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dikatakan Chatib,  Indonesia dinilai sebagai satu-satunya negara yang memiliki potensi pertumbuhan naik.

“Satu-satunya negara, yang potensinya growth-nya naik itu adalah Indonesia dari BRIICS itu. Menurut saya justru agak terlalu bagus,” katanya.

Selain itu, OECD menganggap reformasi structural yang dilakukan Indonesia berhasil. Namun demikian, menurut Chatib, usaha itu belum maksimal.

“Dia menganggap structure reform-nya jalan sehingga potensi growth-nya itu lebih naik. Kalau menurut saya sih structure reform-nya iya jalan, tapi harus lebih. Tapi ya udah lah, mumpung dia bilangnya bagus,” tuturnya.

Dengan masuknya Indonesia dalam BRIICS, Chatib mengatakan potensi investor asing masuk akan lebih besar. “Kita masuk BRIICS, capital inflow-nya datang,” tuturnya.

Terkait invetor asing, Chatib menambahkan sedang merampungkan kebijakan repatriasi. Dengan demikian akan mendorong foreign direct investment (FDI).

“Dengan adanya orang yang reinvest dapat pengurangan pajak, orang cenderung FDI dari pada portfolio investment. FDI itu orang bikin pabrik dan enggak akan bawa pabrik itu pulang kan? Sementara portfolio, kapan saja bisa dibawa keluar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper